Jakarta (ANTARA) - Program Tol Laut perlu memiliki konsep yang terukur dan jelas berdasarkan parameter yang terperinci dan bisa dinilai dengan obyektif oleh berbagai pihak agar dapat tercipta penerapan konsep Tol Laut yang tidak lagi terbantahkan efektivitasnya oleh berbagai pihak.
"Terkait dengan Tol Laut, IGJ (Indonesia Global Justice) menilai belum ada konsep yang terukur dari program tersebut," kata Direktur Eksekutif IGJ Rachmi Hertanti kepada Antara di Jakarta, Kamis.
Menurut Rachmi Hertanti, Tol Laut memang bisa menjadi potensi meningkatkan kinerja perdagangan Indonesia, termasuk perdagangan antarkawasan di berbagai kepulauan Nusantara ini.
Namun, lanjutnya, menilik kepada kebutuhan yang lebih luas, pembangunan Tol Laut itu tidak bisa dipisahkan dari konsistensi dan komitmen Pemerintah Indonesia untuk membangun kawasan industri di wilayah timur.
"Kalau Indonesia punya mimpi menjadi pemain global, tentu konsep Tol Laut harus disusun secara strategis untuk ekspansi perdagangan keluar, ketimbang hanya perdagangan antarpulau saja," kata Direktur Eksekutif IGJ.
Untuk itu, ujar dia, pemanfaatan tol laut seharusnya bisa dilakukan pemerintah dengan menyusun peta biru yang tepat, yang dapat memperkuat baik perdagangan ekspor mancanegara maupun perdagangan perdagangan antarpulau dalam kawasan domestik.
"Sehingga, kajian dan evaluasi terhadap program Tol Laut sangat mendesak dilakukan terlebih dahulu, sebelum pemerintah dan DPR memutuskan untuk menggelontorkan subsidi," ujar Rachmi.
Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemy Francis dalam Raker Komisi V dengan Kemenhub di Jakarta, Selasa (18/6) mengatakan komisi yang dipimpinnya akan melakukan kunjungan kerja spesifik untuk memastikan apakah program Tol Laut telah berjalan dengan efektif.
Fary menyebutkan bahwa untuk menentukan persetujuan terkait dengan alokasi besaran subsidi di sejumlah program Tol Laut, maka pihaknya akan melakukan pendalaman terlebih dahulu antara lain dengan melalui kunjungan kerja tersebut.
Sebelumnya, Penulis Buku "Memadu Fungsi Tol Darat dan Laut Menggugah Keadilan Distributif dan Komutatif" Ansel Alaman menyatakan, penguatan tol darat dan tol laut dinilai mampu menekan disparitas harga bahan pokok di Nusantara.
Ansel dalam acara bedah buku tersebut di Jakarta, 12 April 2019, mengatakan bahwa disparitas, konektivitas serta luas wilayah Indonesia menjadi alasan pentingnya memadukan fungsi tol darat dan laut.
“Persoalan tersebut menjadi dasar, dan telah diupayakan solusinya oleh pemerintah dan legislatif (DPR). Karenanya buku ini berfokus pada upaya pemerintah mewujudkan kerja sama swasta memadukan keduanya, tol darat dan laut,” katanya.
Salah satu perwujudan tol laut telah diimplementasikan melalui Program Kontainer Masuk Desa. Program ini ditandai dengan pengiriman perdana tiga ton beras yang diangkut kapal Tol Laut KM Logistik Nusantara II dengan tujuan desa-desa di kecamatan Essang Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara, dari Surabaya, Jawa Timur.
Selain diharapkan mampu menurunkan disparitas harga, program kontainer masuk desa diharapkan juga dapat memastikan ketersediaan berbagai bahan pokok dan penting di wilayah desa yang selama ini belum maksimal.
Berita Terkait
Seorang dokter tersapu ombak saat mancing di laut
Selasa, 23 April 2024 13:08 Wib
TNI AL siapkan KRI Halasan uji tembak rudal pada Latopslagab 2024
Kamis, 18 April 2024 15:00 Wib
RI resmi beli dua unit kapal selam Prancis, produksinya di PT PAL
Jumat, 5 April 2024 2:05 Wib
Kejar bandar narkoba di laut, Polairud didukung peralatan IT lengkap
Rabu, 20 Maret 2024 11:36 Wib
TNI AL dan Angkatan Laut AS godok materi Latma CARAT 2024
Sabtu, 16 Maret 2024 21:47 Wib
China janji lanjutkan negosiasi Laut China Selatan dengan negara ASEAN
Kamis, 7 Maret 2024 16:33 Wib
Kopaska latihan peperangan khusus di Selat Sunda sampai 10 Maret 2024
Kamis, 7 Maret 2024 14:51 Wib
Cara TNI jaga kawasan laut IKN
Selasa, 5 Maret 2024 15:05 Wib