Palembang perluas saluran instalasi pengolahan air limbah

id Instalasi Pengolahan Air Limbah palembang,Ipal palembang,Ipal sei selayur,Ipal hibah Australia di palembang,Ipal kota pa

Palembang perluas saluran instalasi pengolahan air limbah

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Palembang, Ahmad Bastari. (Antara News Sumsel/Aziz Munajar/19)

Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan,  memperluas saluran Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan menambah unit sambungan baru di tiga kawasan yakni Pakjo, Alang-Alang Lebar dan Sematang Borang.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat setempat Ahmad Bastari di Palembang, Rabu, mengatakan bahwa unit sambungan baru di tiga kawasan tersebut bertipe Sambungan Rumah (SR) dan hanya terhubung antar kawasan skala lokal.

"Nanti tiga saluran itu akan terhubung dengan saluran IPAL skala kota yang sedang dibangun," ujar Ahmad Bastari usai sosialisasi pembangunan - pendataan penerima manfaat IPAL skala kawasan dan Komunal di Palembang.

Menurut dia,  program IPAL bantuan Pemerintah Australia tersebut sebelumnya sudah menghasilkan sambungan IPAL di empat kawasan pada 2018 yang tersambung ke Induk IPAL skala kota Sungai Sei Selayur Kecamatan Kalidoni.

Pembangunan IPAL di tiga kawasan pada tahun 2019 menyasar masing-masing 300 SR di Kecamatan Sematang Borang, 150 SR di Pakjo dan 150 SR di Kecamatan Alang-Alang Lebar, diperkirakan satu unit SR butuh pembiayaan Rp6 juta.

"Idealnya Kota Palembang memiliki 400 ribu SR IPAL, tentu saja akan kami kerjakan bertahap, jika SR sudah beroperasi kami berharap masyarakat tak lagi membuang limbahnya ke sungai," lanjutnya.

Untuk sementara IPAL baru tersambung ke rumah warga dan industri di enam kecamatan yakni Bukit Kecil, Ilir Barat I, Ilir Timur I, Ilir Timur II, Ilir Timur III, dan Kalidoni.

Ditargetkan awal 2021 instalasi induk limbah Sei Selayur seluas 5,7 hektare beserta sambungannya selesai dibangun dan menjadi jaringan IPAL terbesar di Indonesia dengan 22.000 sambungan rumah.

Air limbah rencananya diolah menggunakan teknologi dari Australia menjadi air baku, selanjutnya air baku di kelola PDAM Tirta Musi lalu dialirkan ke rumah-rumah warga dalam bentuk air bersih.