OJK ingatkan perbankan di Sumsel jaga kualitas kredit

id perbankan,bank,bi,ojk,ojk sumbagsel,industri perbankan

OJK ingatkan perbankan di Sumsel jaga kualitas kredit

Kepala OJK Regional VII Sumbagsel Panca Hadi Suryanto (Antara News Sumsel/Dolly Rosana/19)

....Inilah tantangannya bagi perbankan di tahun 2019, yakni bagaimana tetap meraih kinerja sekitar 12 hingga13 persen....
Palembang (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan Regional VIII Sumatera Bagian Selatan mengingatkan perbankan di Sumatera Selatan untuk tetap menjaga kualitas kredit karena rasio non-performing loan (NPL) sudah melewati angka rata-rata nasional per April 2019.

Kepala OJK Regional VII Sumbagsel Panca Hadi Suryanto di Palembang, Jumat, mengatakan saat ini NPL perbankan di Sumsel sudah melewati 3,0 persen, sedangkan angka rata-rata nasional 2,57 persen.

"Memang ini belum melewati batas ambang 5,0 persen, tapi kami ingatkan perbankan untuk berhati-hati dengan tetap menjaga kualitas kreditnya," kata dia.

Panca mengatakan, penyaluran kredit berkualitas yang dimaksudkan OJK itu yakni perbankan diharuskan menyalurkan pembiayaannya ke pihak-pihak yang secara analisis kredit sudah terpenuhi.

Selain itu, perbankan juga harus mempertimbangkan penyaluran kredit ke sektor-sektor yang saat ini melemah seperti perkebunan sawit dan karet serta pertambangan batubara.

Panca menambahkan, performa NPL harus tetap dijaga karena ini demi keberlangsungan dan kelancaran likuiditas dari perbankan itu sendiri.

"Inilah tantangannya bagi perbankan di tahun 2019, yakni bagaimana tetap meraih kinerja sekitar 12 persen-13 persen di tengah pelemahan sektor andalan di Sumsel," kata dia.

Meski demikian, Panca menilai secara keseluruhan industri perbankan di Sumsel masih bergairah meski faktor pendorong pada 2018 yakni event Asian Games 2018 sudah tidak ada lagi.

Menurutnya, 2019 menjadi tantangan sendiri bagi perbankan yakni bagaimana caranya menggali sektor-sektor yang selama ini belum dijamah.

Berdasarkan data OJK disebutkan, penyaluran kredit di Sumsel mencapai Rp97,44 triliun per April 2019 atau hanya tumbuh sebesar 4,21 persen jika dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.