New York (ANTARA) - Kurs dolar melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena investor mencerna data ekonomi terbaru Amerika Serikat (AS) yang tidak memuaskan.
Laporan Xinhua menyebutkan indeks harga produsen yang disesuaikan secara musiman untuk permintaan akhir naik tipis 0,1 persen pada Mei, Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada Selasa (11/6/2019). Harga permintaan akhir naik 0,2 persen pada April dan 0,6 persen pada Maret.
Pada Mei kenaikan dalam harga permintaan akhir disebabkan oleh kenaikan 0,3 persen untuk indeks permintaan akhir jasa-jasa. Sebaliknya harga untuk permintaan akhir barang-barang turun 0,2 persen, menurut laporan itu.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,08 persen menjadi 96,6842 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1332 dolar AS dari 1,1315 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2722 dolar AS dari 1,2689 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,6959 dolar AS dari 0,6957 dolar AS.
Dolar AS dibeli 108,49 yen Jepang, lebih tinggi dari 108,42 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9918 franc Swiss dari 0,9895 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3286 dolar Kanada dari 1,3270 dolar Kanada.
Berita Terkait
LKBN ANTARA ajak wartawan Papua Barat angkat isu pemberitaan ekonomi
Rabu, 24 April 2024 15:42 Wib
Pemkot harapkan percepatan reforma agraria di Kota Palembang
Senin, 22 April 2024 16:31 Wib
Rupiah melemah pengaruh indikator ekonomi AS kokoh
Jumat, 19 April 2024 11:04 Wib
Analis: Konflik Iran-Israel berpotensi ganggu pertumbuhan ekonomi RI
Kamis, 18 April 2024 13:10 Wib
Pj Gubernur Sumsel luncurkan website Posko Ekonomi Kota Prabumulih
Minggu, 24 Maret 2024 14:35 Wib
Pemkab OKI hadirkan inovasi upaya pengendalian inflasi
Kamis, 21 Maret 2024 21:05 Wib
Program kebijakan ekonomi jadi sebagian paparan kinerja Pj Bupati Muara Enim di Kemendagri
Selasa, 19 Maret 2024 20:33 Wib
Diskusi TSC tekankan belanja bijak, rantai distribusi hingga diversifikasi pangan
Senin, 18 Maret 2024 7:23 Wib