Lampung Selatan (ANTARA) - Pemudik yang melintasi Jalan Tol Trans Sumatera (JTTT), ruas Bakauheni, Lampung hingga Kayu Agung, Sumtera Selatan meminta Pertamina untuk menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan pertalite.
"Saya berharap Pertamina dapat menyediakan BBM jenis premium dan pertalite di titik penjualan BBM yang disediakan Pertamina," kata Budi, salah seorang pemudik dari Surabaya, di rest area Km33 JTTS, Lampung Selatan, Selasa.
Menurut dia, SPBU modular maupun kios yang disediakan Pertamina di sejumlah titik penjualan Jalan Tol Trans Sumatera, hanya menjual BBM jenis pertamax.
BBM jenis pertamax, lanjutnya, harganya cukup mahal dibandingkan premium maupun pertalite.
"Pemudik yang melintasi jalan tol, sebagian besar dari kalangan menengah menggunakan mobil berkuatan 1.200 hingga 1.500 cc. Sehingga tak semua kendaraan yang digunakan melintasi jalan tol harus menggunakan pertamax," ujarnya.
Budi yang mengaku akan berlebaran di Pematang Panggang, Mesuji itu menambahkan, pada arus balik nanti diharapkan Pertamina menyediakan BBM jenis premium maupun pertalite agar terjangkau oleh pemudik.
Haris (30) pemudik lainnya asal Bandung juga mengatakan hal yang sama, yakni meminta Pertamina menyediakan BBM jenis premium dan pertalite di sejumlah titik di JTTS ini.
"Harga premium dan pertalite kan lebih murah dibandingkan pertamax. Karena itu saya berharap Pertamina menjualnya untuk mengurangi biaya perjalanan mudik," tambahnya.
Sementara itu, sejak Satuan Tugas Ramadhan Idul Fitri (Satgas Rafi) 1440 H dimulai tanggal 21 Mei 2019, tren konsumsi bahan bakar minyak (BBM) menunjukan peningkatan siginifikan, terutama BBM jenis pertamax yang naik hingga 19,1 persen untuk produk gasoline dan bio dolar 31,9 persen untuk gasoil.
Satgas Rafi yang bertugas memastikan kelancaran distribusi dan keamanan stok BBM serta elpiji ini akan bertugas hingga H+15, yaitu tanggal 21 Juni 2019.
"Dari rata-rata harian normal, ada peningkatan sekitar 19,1 persen untuk produk pertamax, disusul pertalite naik 11,4 persen, kemudian premium 5,9 persen," kata Region Manager Communication & CSR, Pertamina Sumabgsel, Rifky Rakhman Yusuf.
Namun, lanjut dia, pertamax turbo mengalami penurunan sekitar 6,4 persen. Sedangkan untuk gasoil, bio solar masih berada di peringkat tertinggi yaitu naik 31,9 persen, disusul pertamina dex 25 persen dan dexlite 17, 2 persen.
Puncak konsumsi BBM tertinggi terjadi pada 30 Mei 2019, berdasarkan data yang kami terima juga peningkatan konsumsi ini juga dikarenakan jumlah kendaraan yang masuk melalui ruas jalan Bakauheuni - Terbanggi Besar mencapai 18 ribuan kendaraan.
Berita Terkait
Pertamina penuhi kebutuhan solar bersubsidi di OKU Raya
Rabu, 30 Maret 2022 18:16 Wib
Pertamina MOR II Sumbagsel bangun 20 outlet pertashop di Kabupaten OKU
Sabtu, 9 Oktober 2021 18:53 Wib
Pertamina MOR Sumbagsel kembali lakukan donor plasma konvalesen
Kamis, 19 Agustus 2021 15:19 Wib
Pertamina mendukung suksesnya latihan bersama Garuda Shield 2021
Jumat, 30 Juli 2021 18:06 Wib
Jelang Idul Adha, Pertamina perkuat stok BBM dan LPG di Lampung dan Bengkulu
Senin, 19 Juli 2021 18:44 Wib
Pertashop terbanyak, Pertamina beri penghargaan kepada Gubernur Lampung
Jumat, 2 Juli 2021 11:22 Wib
Pertamina akan sosialisasikan program langit biru dan Pertashop di Pringsewu Lampung
Jumat, 28 Mei 2021 23:16 Wib
Pertamina terapkan LPG Card di Bangka Selatan Juni 2021
Rabu, 26 Mei 2021 19:29 Wib