LRT Palembang angkut 118 ribu penumpang

id Lrt,Sumsel,Ramadhan,pt kai sumsel,pt kai

LRT Palembang angkut 118 ribu penumpang

Sejumlah penumpang kereta layang ringan (LRT) Palembang, Sumsel. (Antara Sumsel)

Jakarta (ANTARA) - Kereta layang ringan atau Light Rail Transit (LRT) di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) hingga hari ke-27 Ramadhan telah mengangkut 118.633 penumpang.

Selama bulan Ramadhan terdapat peningkatan penumpang LRT, terutama dalam 10 hari terakhir Ramadhan.

"Total penumpang dari hari pertama Ramadhan hingga hari ke-27 Ramadhan sebanyak 118.635 penumpang dengan rata-rata per hari empat ribu sampai dengan lima ribu penumpang," ujar Manager Humas PT KAI Divre III Palembang Aida Suryanti dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.

Aida menjelaskan bahwa selama bulan Ramadhan stasiun yang paling banyak melayani naik turun penumpang terdapat di Stasiun Ampera, Stasiun DJKA, Stasiun Bandara, dan Stasiun Bumi Sriwijaya.

"Kemacetan di jalan raya yang terjadi selama sepekan terakhir ini, di saat masyarakat mulai mempersiapkan kebutuhan untuk berlebaran, membuat masyarakat beralih menggunakan LRT sebagai transportasi yang aman dan lancar dengan harga yang terjangkau," katanya lagi.

LRT di Palembang, Sumsel mulai diujioperasikan sejak 23 Juli 2018, dalam rangka mendukung pelaksanaan Asian Games 2018 dan terbukti membantu transportasi atlet,ofisial,media nasional dan asing serta masyarakat selama pelaksanaan Asian Games 2018.

Saat ini LRT di Palembang, Sumsel beroperasi dengan 52 perjalanan per hari mulai pukul 05.00 sampai dengan 19.00 WIB.

"Kalau secara total dari awal operasi 23 Juli 2018 sampai tanggal 1 Juni 2019, LRT Palembang Sumsel telah mengangkut 1.683.318 penumpang," kata Aida.

Pihaknya optimistis ke depan LRT Palembang Sumsel akan menjadi bagian penting sistem transportasi publik di Kota Palembang.

"Saat ini yang terus dilakukan adalah mengajak masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi publik yaitu LRT, mengingat LRT Palembang Sumsel ini merupakan investasi jangka panjang transportasi publik bagi masyarakat Sumsel," ujarnya pula.

Menurut Aida, perlu waktu dan proses serta dukungan semua pihak agar sistem transportasi publik ini dapat berjalan dengan baik.