Bengkulu (ANTARA) - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Republik Indonesia akan membantu pengembangan usaha kerajinan lokal di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, berupa pembuatan anyaman bambu dan batik Kaganga.
Nara sumber dari Bekraf Gigih Budi Abadi saat mendampingi mahasiswa S2 Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB ketika meninjau kerajinan pembuatan batik Kaganga dan anyaman bambu di Rejang Lebong, Rabu, mengatakan potensi pengembangan batik Kaganga dan anyaman bambu daerah itu memiliki prospek yang bagus.
"Di Rejang Lebong ini yang kami coba kembangan yakni batik Kaganga, dan anyaman bambu. Kita akan coba akan potensi dan kekayaan alam agar tidak ketergantungan dengan bahan-bahan pabrikan dengan mengedepankan bahan yang ada di desa atau kearifan lokal, baik meliputi kualitas maupun kemasannya," ujar dia.
Pihaknya tidak bisa mengembangkan lebih banyak lagi potensi yang ada di daerah itu, karena waktunya cukup singkat sehingga yang akan dikembangkan sementara ini ialah produk kerajinan batik Kaganga dan anyaman bambu.
Untuk batik Kaganga yang sudah menjadi kekayaan budaya daerah dengan motif aksara Kaganga yang selama ini hanya menjadi motif pelengkap selain bunga kibut atau bunga bangkai dan burung, di mana selama ini hanya menjadi busana atau untuk pakai saja kedepannya bisa dibuat dalam bentuk sal, kerudung, maupun elemen interior (wall hanging), dan ada juga yang dibingkai.
Sedangkan anyaman bambu kata Gigih, kepada perajinnya mereka gunakan sebagai kemasan elemen interior dari batik Kaganga, kemudian anyaman bambu ini juga dibikin elemen interior berupa kap lampu dengan bentuk teleng, kemudian untuk dijadikan saringan kopi serta pembuatan cangkir dari bambu bulat.
Selain akan membantu pengembangan industri kerajinan lokal oleh Bekraf ini sudah memasuki tahapan kedua, dan tahapan ketiga akan dilaksanakan pertengahan tahun nanti, di mana selain membantu pengembangan kerajinan juga pemasarannya di tingkat nasional maupun internasional.
Program pengembangan kerajinan di Kabupaten Rejang Lebong itu sendiri kata dia, dilakukan dibawah Deputi Reisep dan Edukasi Bekraf, bersama dengan empat kabupaten lainnya di Tanah Air yakni Kabupaten Kerinci, Kota Pagar Alam, Magelang dan Buton.
Sementara itu, Asbina (47) pengrajin anyaman bambu dari Desa Kota Pagu, Kecamatan Curup Utara mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Bekraf dan berharap bisa mengembangkan keahliannya lebih baik lagi sehingga bisa meningkatkan perekonomian keluarganya.
Selama ini kerajinan yang dibuatnya hanya untuk memenuhi pesanan warga di Kota Curup saja, baik berupa bakul tuguk, tabungan batik, teleng. Kerajinan itu dia buat menggunakan bambu seri, yang memiliki ruas panjang bukan bambu biasa dan proses pembuatannya bisa memakan waktu sehari dengan harga termurah Rp65.000 dan termahal Rp150.000.***1***
Berita Terkait
Perpusnas dorong pembuatan buku berbasis nilai lokal, kolaborasi penulis-penerbit-perpustakaan terjalin
Selasa, 19 Maret 2024 23:05 Wib
Festival Bedug, potensi kearifan lokal dan tradisi
Sabtu, 16 Maret 2024 11:50 Wib
BRIN teliti manfaat daun kelor untuk atasi stunting dan anemia
Jumat, 8 Maret 2024 9:24 Wib
Kearifan lokal ringankan korban bencana kebakaran di Mukomuko
Sabtu, 24 Februari 2024 17:54 Wib
Reality Club wakili Indonesia di SXSW Music Festival 2024
Jumat, 23 Februari 2024 13:21 Wib
Musi Rawas rangkul UKM untuk hasilkan produk lokal unggulan
Minggu, 18 Februari 2024 23:27 Wib
Otorita IKN gandeng ANTARA dan mitra kembalikan kejayaan buah lokal
Senin, 18 Desember 2023 11:29 Wib
Disbudpar Sumsel sebut masyarakat di 17 kabupaten kembangkan desa wisata
Sabtu, 9 Desember 2023 17:56 Wib