Informasi lelang karet manfaatkan teknologi smartphone

id Harga karet,Ekspor,informasi lelang karet,teknologi informasi lelang karet ,teknologi smartphone,lelang karet,petani karet

Informasi lelang karet manfaatkan teknologi smartphone

Ilustrasi - Warga menyadap getah karet (23/4/2019). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/hp.

....Penyebaran informasi laporan hasil lelang atau rencana lelang juga berkaitan dengan mutu bokar, volume sampai harga yang ditetapkan....
Palembang (ANTARA) - Informasi harga dalam sistem lelang satu harga, satu mutu, satu desa dan satu hari di Sumatera Selatan memanfaatkan teknologi smartphone untuk mengatasi persoalan jarak tempuh.

Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Dinas Perkebunan Sumsel Rudi Arpian mengatakan di Palembang, Minggu, sistem 4S ini membuat Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) dapat mengakses informasi melalui pesan singkat di group whatsapp terutama mengenai harga karet.

Group komunikasi dalam UPPB menjadi media komunikasi antarpetani karet di berbagai wilayah sentra karet dengan petugas dari Dinas perkebunan. .

Menurut dia, hal ini menjadi solusi untuk mengatasi kendala seperti jarak tempuh dan lokasi UPPB yang memang tersebar.

"Penyebaran informasi laporan hasil lelang atau rencana lelang juga berkaitan dengan mutu bokar, volume sampai harga yang ditetapkan," kata dia.

Sistem lelang satu harga, satu mutu, satu desa, dan satu hari atau dikenal dengan sebutan 4S yang diterapkan di sejumlah kabupaten penghasil diklaim Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah menaikkan harga karet pada tingkat petani.

Saat ini harga karet dengan mutu yang baik dan tingkat kadar kering mencapai 60 persen berada di atas Rp9.000/kg. Padahal sebelumnya dipukul rata kisaran Rp7.500/kg. "Artinya sudah ada dampak dari upaya pemerintah provinsi memperbaiki sistem lelang ini," kata dia.

Ia mengatakan karena dalam sistem lelang ini mengharuskan produk sesuai standar membuat pembeli dari provinsi lain mulai masuk ke Sumsel, seperti dari Jambi dan Sumatera Utara.

Petani-petani yang terlibat dalam sistem lelang baru ini diwajibkan menghasilkan karet yang bersih karena selama ini kerap dicampur dengan sampah atau lainnya, dan direndam air agar beratnya bertambah. Selain itu, petani juga diwajibkan menjual karet dengan masa pengeringan yang seragam yakni semisal satu pekan maka semua barang yang dilelang itu harus sama.

Hanya saja ia tidak membantah, masih banyak petani yang belum terlibat dalam sistem lelang baru ini karena di daerahnya belum ada sehingga harga masih di kisaran Rp7.000/kg, karena dipengaruhi juga rendahnya mutu dan kadar kering hanya 40 persen.

"Target kami ke depan, sistem lelang ini ada di setiap kabupaten," kata dia.

Ia menambahkan dengan adanya sistem lelang yang baru ini membuat rantai perdagangan terpotong karena pembeli mendatangi langsung petani tanpa melalui tengkulak atau pedagang perantara.

Untuk menerapkan sistem 4S di setiap kabupaten Sumsel ini, pemprov akan mengalokasikan dana pengembangan program lelang 4S berkelanjutan di 12 Kabupaten/Kota dalam dua tahun mendatang. Hingga saat ini terdapat 205 Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar UPPB yang tersebar di 12 Kabupaten/Kota sentra karet.

Pemprov berharap ada 3.000 UPPB atau sistem lelang ini ada di setiap desa, sehingga harga akan terdongkrak lagi.