Jakarta (ANTARA) - Negara-negara ASEAN bersama Tiongkok, Jepang, dan Korea (ASEAN+3) optimistis akan kelanjutan pertumbuhan ekonomi serta daya tahan sektor keuangan regional di tengah munculnya kebijakan proteksionisme, melemahnya permintaan dunia, dan mengetatnya kondisi keuangan global.
Optimisme dan kesamaan pandangan tersebut kuat mengemuka pada pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 yang berlangsung di Nadi, Fiji, pada 2 Mei 2019, yang juga bertepatan dengan peringatan 20 tahun kerja sama kawasan ASEAN+3.
“Dalam menghadapi tantangan global, negara anggota ASEAN+3 melakukan mitigasi dengan mendorong konsumsi dan perdagangan di kawasan," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo, yang hadir mewakili Gubernur Bank Indonesia, seperti dikutip dalam siaran pers BI di Jakarta, Kamis.
Dody menjelaskan rekalibrasi bauran kebijakan moneter, fiskal, dan makro prudensial diterapkan dengan penekanan pada ketahanan keuangan, serta kesinambungan pertumbuhan ekonomi yang seimbang dan inklusif.
Selain itu, reformasi struktural dilanjutkan dengan konsisten, termasuk mengeksplorasi pemanfaatan inovasi digital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
Pada pertemuan tersebut, katanya, negara-negara ASEAN+3 sepakat untuk mengadopsi visi “Strategic Directions of ASEAN+3 Finance Process”, berupa inisatif dan rencana kerja ASEAN+3 dalam jangka menengah-panjang untuk mengeksplorasi area potensial dalam rangka memperkuat ketahanan di kawasan.
Inistiatif dan rencana kerja tersebut mencakup penguatan Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) sebagai jaring pengaman keuangan kawasan.
Peranan CMIM sebagai regional self-help mechanism terus diperkuat dari sisi kerangka kerja dan operasionalisasinya agar senantiasa relevan serta responsif terhadap kebutuhan negara anggota ASEAN+3.
Harmonisasi CMIM sebagai Regional Financial Arrangement (RFA) dengan fasilitas IMF sebagai Global Financial Safety Net (GFSN) juga terus ditingkatkan agar semakin selaras.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh lembaga internasional ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), Asian Development Bank (ADB), serta International Monetary Fund (IMF) sebagai mitra ASEAN+3.
Kehadiran lembaga-lembaga tersebut dimaksudkan untuk bertukar pandangan mengenai kondisi terkini dan prospek perekonomian dan sektor keuangan, baik regional maupun global.
Berita Terkait
Kemenkumham Sumsel bagikan paket Lebaran kepada pegawai alih daya
Selasa, 2 April 2024 19:57 Wib
Kemenkeu sebut THR dan gaji ke-13 dorong daya beli masyarakat
Sabtu, 16 Maret 2024 14:45 Wib
Revisi kebijakan ekspor dinilai berpotensi turunkan budi daya lobster
Senin, 12 Februari 2024 10:25 Wib
Wamenparekraf sebut tata kelola diperlukan untuk tingkatkan daya saing
Senin, 12 Februari 2024 10:15 Wib
OKU antisipasi cuaca ekstreme dampak sirkulasi siklonik di perairan barat daya Sumatera
Rabu, 7 Februari 2024 17:14 Wib
Daya saing digital Indonesia naik ke posisi 45 dunia
Kamis, 25 Januari 2024 13:09 Wib
Polisi selidiki kematian petani Aceh Barat Daya di kebun kelapa sawit
Jumat, 12 Januari 2024 9:56 Wib
Bupati OKU optimistis budi daya cabai bisa tekan inflasi
Rabu, 10 Januari 2024 20:19 Wib