"Headhunter Indonesia" pertahankan karyawan milenial

id headhunter indonesia,karyawan milenial,perusahaan surabaya

"Headhunter Indonesia"  pertahankan karyawan milenial

Founder and Managing Director Headhunter Indonesia Haryo Utomo Suryosumarto saat menyampaikan paparan di sela 'press breifing' bertema mencegah milenial cepat resign dari kantor di salah satu hotel di Surabaya, Kamis (2/5/2019). (Foto Fiqih Arfani)

Surabaya (ANTARA) - Konsultan sumber daya manusia "Headhunter Indonesia" membagikan tiga prioritas utama yang harus dilakukan perusahaan, khususnya di Surabaya, agar sukses merekrut dan mempertahankan karyawan berusia milenial.

"Tentu prioritas tersebut berdasarkan survei Headhunter Indonesia 2018," ujar Founder and Managing Director Headhunter Indonesia Haryo Utomo Suryosumarto di sela "press breifing" bertema mencegah milenial cepat resign dari kantor di salah satu hotel di Surabaya, Kamis.

Ketiga prioritas tersebut, kata dia, yakni menciptakan persahabatan, menyediakan ruang untuk milenial berkarya dan memberikan yang terbaik, serta melibatkan dan menjadikannya bagian dari kesuksesan perusahaan.

Ia merinci, menciptakan persahabatan menjadi faktor terpenting yang membuat milenial bertahan di tempat kerja, sekaligus membangun hubungan yang tidak kaku dimulai dari level manajemen senior supaya bisa menular dengan cepat pada seluruh karyawan.

"Di prioritas kedua, milenial lebih tertarik dengan pekerjaan yang memberikan kebebasan untuk mengembangkan kreativitas dan ide-ide baru," ucapnya.

Berikutnya, di prioritas ketiga disebutkan bahwa karyawan milenial perlu merasa terlibat sebagai bagian penting dari perusahaan dan ingin melihat hasil kerja mereka berdampak riil bagi kemajuan perusahaan.

"Manajemen harus mengomunikasikan dengan baik bagaimana perusahaan terbantu oleh pekerjaan yang dikerjakan oleh para milenial setiap harinya," kata Haryo.

Sementara itu, salah satu kesulitan yang dihadapi kebanyakan perusahaan adalah menjamin loyalitas karyawan milenial terhadap perusahaan.

Berdasarkan "Deloitte Millennial Survey" pada 2018, sebanyak 43 persen milenial berencana untuk berhenti dari tempat kerja mereka dalam kurun waktu dua tahun, bahkan hanya 28 persen yang berencana menetap dengan perusahaannya saat ini sampai lebih dari lima tahun.

Menurut dia, banyak perusahaan salah paham menarik perhatian milenial dengan membangun "playground" di kantor.

"Padahal menurut survei kami, bukan itu yang akhirnya membuat karyawan milenial bertahan, tapi tiga prioritas tadi," katanya.