BPS: Industri pakaian jadi dongkrak pertumbuhan produksi manufaktur

id produksi pakaian jadi,industri tekstil dan produk tekstil,pertumbuhan manufaktur,bps,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang,

BPS: Industri pakaian jadi dongkrak pertumbuhan produksi manufaktur

Kepala Badan Pusat Statistik Suharyanto ditemui usai menggelar konferensi pers di Jakarta, Kamis. (ANTARA/ Sella Panduarsa Gareta)

Jakarta (ANTARA) - Produksi industri pakaian jadi melonjak 29,19 persen pada triwulan I 2019 yang mendongkrak pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang, yang ikut naik 4,45 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Industri pakaian jadi naik tajam. Ini menggembirakan, mengingat ekspor pakaian jadi juga naik signifikan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suharyanto di Jakarta, Kamis.

Selain industri pakaian jadi, beberapa industri manufaktur mengalami pertumbuhan produksi tertinggi pada triwulan I 2019 dibandingkan periode yang sama 2018, yakni industri minuman naik 24,82 persen, industri pencetakan dan reproduksi media rekaman naik 21,44 persen, industri pengolahan tembakau 17,19 persen, dan industri furnitur naik 12,92 persen.

"Pertumbuhan produksi manufaktur tumbuh, tetapi ke depan kita harap bisa lebih kencang lagi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, karena ini menjadi andalan," ungkap Kecuk sapaan Suhariyanto.

Kendati demikian, beberapa jenis industri mengalami penurunan produksi tertinggi pada triwulan I 2019, yakni jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan turun 20,98 persen, kemudian industri kayu dan kayu serta gabus, barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya turun 12,56 persen.

Selain itu ada industri komputer, barang elektronik dan optik yang turun 10,25 persen, serta industri karet, barang dari karet dan plastik turun 9,88 persen.

Pada tingkat provinsi, pertumbuhan produksi industri besar dan sedang triwulan I 2019 yang mengalami kenaikan tertinggi dibandingkan tahun sebelumnya yakni Gorontalo naik 31,61 persen, Bali 24,12 persen, Kalimantan Barat 17 persen, Sulawesi Tengah 16,39 persen, dan Kepulauan Bangka Belitung 14,71 persen.

Sedangkan, provinsi yang mengalami penurunan tertinggi pada triwulan I 2019 dibandingkan tahun sebelumnya yaitu Jambi turun 24,65 persen, Sulawesi Tenggara 21,26 persen, Aceh 18,63 persen, Papua Barat 18,35 persen, dan Kalimantan Selatan 16,66 persen.