Sekjen Kemenag: Calon petugas haji dibekali ilmu tasawuf

id Haji 2019, media center haji 2019,mch 2019,kemenag,tasawuf,Sekjen Kementerian Agama,petugas haji,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antar

Sekjen Kemenag: Calon petugas haji dibekali ilmu tasawuf

Sekjen Kementerian Agama ( Kemenag) M Nur Kholis Setiawan di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Kamis (2/4/2019) (ANTARA/Hanni Sofia)

Jakarta (ANTARA) - Calon petugas haji yang akan bertugas pada musim haji 2019 dibekali ilmu tasawuf agar mampu memandang tugasnya sebagai ibadah tertinggi menuju kemakrifatan.

Sekjen Kementerian Agama ( Kemenag) M Nur Kholis Setiawan di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Kamis, mengatakan perlu menyampaikan pengetahuan dari perspektif tasawuf dan sufistik di samping berbagai materi lain yang disampaikan.

“Aktivitas ini keliatannya bukan ibadah tapi ini sebenarnya ibadah. Jika kita punya keyakinan mendalam petugas haji sebagai ibadah maka secara otomatis akan mampu menghindarkan diri dari perbuatan yang membatalkan ibadah. Sudah mampu menjadikan diri sebagai pengawas internal. Maka saat menjalankan tugas membina, melayani, melindungi, maka tidak akan egois,” katanya.

Pada kesempatan itu, ia menutup acara Pembekalan Petugas Haji Arab Saudi 1440H/2019 yang diikuti oleh 1.108 peserta selama 10 hari mulai 23 April-2 Mei 2019.

Di hadapan para calon petugas haji, ia mengatakan bahwa menjadi petugas haji tergolong dalam ibadah ghoiru mahdhah atau ibadah yang tidak murni semata hubungan dengan Allah bisa berupa pelayanan sosial.

“Jangan ciderai komitmen dan ikrar yang sudah diucapkan untuk ibadah ini yang sifatnya ibadah ghoiru mahadhah. Kami mendapatkan pengalaman bahwa cobaan petugas haji sangat berat, semua tidak terpikirkan, unpredictable. Misal ada jamaah yg sakit kita harus terpanggil untuk menolong, ini sering dialami petugas dan kalau tidak dilandasi keikhlasan itu yang membuat kita menggerutu bisa merusak pahala,” katanya.

Ia berpesan kepada semua calon petugas haji agar pembekalan yang diberikan yang bersifat teori menjadikan diri memiliki kesiapan mental.

“Maka komitmen untuk menjaga dan mengedepankan kepentingan jemaah menjadi garansi. Karena tahun-tahun sebelumnya, petugas justru lalai dengan tugas utamanya malah asyik beribadah, ini tidak dibenarkan dalam konteks komitmen dan ikrar yang sudah diucapkan. Dengan menjalankan ibadah sebagai petugas haji kita memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan anugerah makrifat dari Allah,” katanya.

Ia meminta agar sesama calon petugas haji saling mengingatkan saat bertugas karena salah satu indikator sukses penyelenggaraan haji adalah keberhasilan kerja para petugas haji.

“Dari sekarang yang belum tulus niatnya bersihkan niatnya untuk menjadi pelayan tamu Allah,” katanya.