Pembangkit listrik tenaga sampah diterapkan 12 kota di Indonesia

id pembangkit listrik tenaga sampah, gerakan indonesia bersih, waste to energy

Pembangkit listrik tenaga sampah diterapkan 12 kota di Indonesia

Petugas melintas di depan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). (ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pembangkit listrik tenaga sampah atau "waste to energy" sudah mulai diterapkan pada 12 kota di Indonesia.

"Pembangkit Listrik Tenaga Sampah diterapkan di kota-kota yang dibenarkan untuk mengelola sampah menjadi energi," katanya usai peluncuran Gerakan Indonesia Bersih di Jakarta, Minggu.

Ia menambahkan Jakarta mempunyai satu pembangkit tenaga listrik tenaga sampah yang baru dapat menampung 1.500 ton sampah per hari.

Pemerintah ingin dalam waktu dekat, Jakarta mempunyai tiga sampai empat pembangkit agar dapat mengelola 8.000 ton sampah yang dihasilkan warga Jakarta dalam sehari.

Selain Jakarta, pembangkit itu juga ada di Medan, Surabaya, Bali, Bandung, Manado dan lainnya.

Pemerintah juga akan bangun inseminator yang minim emisi CO2 untuk diterapkan di daerah-daerah yang menghasilkan sampah di bawah 150 ton per hari.

"Inseminator tersebut akan diletakkan jauh di luar pemukiman warga," tegasnya.

Luhut mengatakan Presiden Joko Widodo melihat sampah adalah masalah yang kalau tidak ditangani dengan serius dapat merusak generasi yang akan datang.

Untuk itu, ia meminta seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama peduli dan mau mengurangi sampah.

Dia juga berharap masyarakat dapat mengubah gaya hidupnya untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai lagi.

"Jika pergi berbelanja jangan gunakan kantung plastik, bawalah kantung sendiri," kata dia.