Perlu bergiliran air irigasi saat kemarau, kata akademisi

id irigasi, kemarau

Perlu bergiliran air irigasi saat kemarau, kata akademisi

Arsip- Sarana irigasi pertania. Antara/Prasetia Fauzani/ZK.

Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Asna Mustofa mengingatkan pentingnya melakukan bergiliran air irigasi pada musim kemarau guna menyiasati terbatasnya jumlah air.

"Pada saat tertentu harus ada bergiliran air sehingga bangunan pengatur harus berada dalam kondisi yang mudah dioperasikan," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu.

Ia menjelaskan selama musim kemarau petani juga harus disiplin dalam mengambil air. "Petani harus mengambil pada pintu-pintu yang sudah ditentukan, hal ini sangat penting untuk diperhatikan," katanya.

Selain itu,  petani juga harus hemat dalam penggunaan air agar ada pemerataan dalam pembagian air.

"Untuk mengantisipasinya keterbatasan jumlah air pada saat musim kemarau maka pada musim tanam ketiga nanti petani bisa menanam tanaman yang tidak banyak membutuhkan air," katanya.

Ia mencontohkan tanaman yang tidak banyak membutuhkan air, yaitu tanaman palawija. Pemerintah daerah juga dapat mengeluarkan imbauan yang bersifat mendorong petani untuk menanam palawija.

"Pemerintah daerah sebaiknya menggencarkan sosialisasi dan terus mengimbau petani untuk menanam tanaman palawija saat kemarau," katanya.

Selain itu, kata dia, apabila pemerintah membuat program bantuan benih atau bibit bagi para petani sebaiknya tidak berupa bibit padi.

"Seandainya selama musim kemarau ada bantuan benih atau bibit maka sebaiknya bukan padi, melainkan palawija," katanya.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian wilayah Jawa Tengah akan memasuki pancaroba atau musim peralihan pada bulan Mei mendatang.

Sementara itu, sebagian wilayah di Jawa Tengah diprakirakan akan memasuki musim kemarau pada Juni mendatang.
***1***