Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi Hisar Sirait menilai investor ingin ada kepastian dalam kebijakan investasi baik di tingkat makro maupun mikro dari pemerintahan yang akan terpilih dalam Pemilu 2019.
"Kalau kita bicara mengenai investasi sebetulnya adalah faktor kepastian investasi. Ini terkait kepada faktor utamanya yakni kepastian kebijakan ekonomi baik di tingkat makro maupun mikro," ujar Rektor Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie tersebut kepada Antara di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan bahwa harapan investor agar ada kepastian itu berarti ke depannya yang menjadi prioritas pertama dari pemerintahan yang akan terpilih siapapun menterinya, terutama menteri BUMN, menteri perhubungan, menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat (PUPR), serta menteri koordinator bidang perekonomian harus diisi oleh sosok-sosok yang betul-betul ramah dengan pasar.
"Ramah dengan pasar artinya bukan hanya sekedar mengobral kebijakan - kebijakan ekonomi, namun mestinya kebijakan-kebijakan ekonomi yang betul-betul bersahabat dengan investor dan juga memastikan adanya pertumbuhan yang menciptakan keadilan, kesejahteraan, dan aksesibilitas masyarakat yang semakin besar terhadap sektor-sektor produksi. Jadi harus ada kepastian kebijakan level ekonomi makro khususnya di tiga kementerian (BUMN, Perhubungan dan PUPR) tersebut," kata Hisar.
Sedangkan di level ekonomi mikro, pengamat tersebut menilai harus ada kepastian produksi yang dipastikan dengan peningkatan akses melalui pembangunan dalam sektor infrastruktur.
"Sedangkan di level mikro, saya melihat masalah suplai dimana harus ada kepastian produksi yang harus dipastikan bahwa pembangunan infrastruktur yang sekarang menjadi primadona pembangunan ekonomi kita selama setengah tahun belakangan ini, harus bisa meningkatkan akses kita dimana saat ini harus ada suatu pengurangan gap atau kesenjangan antara biaya produksi dengan titik-titik produksi," katanya.
Untuk sisi ekonomi mikro tersebut, menurut dia perlu ada keberanian pemerintahan yang akan terpilih terutama dari para menteri di sektor riil yang harus berani berani bertindak bukan dalam hal perlindungan terhadap arus dari yang namanya perdagangan bebas atau proteksionisme, tapi berani memberikan kepastian kepada pelaku pasar dan investor, mengingat masyarakat sangat membutuhkan hal tersebut pada saat ini.
Sebelumnya, Bahana TCW Investment Management menilai hasil hitung cepat Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019 yang menunjukkan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul sementara dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan direspons positif pelaku pasar modal.
Namun, bukan berarti jika Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang unggul dalam hitung cepat akan berpengaruh negatif bagi pasar saham karena investor akan meraba-raba lagi arah kebijakan ekonomi pasangan tersebut.
Berita Terkait
Pj Gubernur Sumsel apresiasi kolaborasi Muba datangkan investor
Rabu, 27 Maret 2024 20:36 Wib
BNI Sekuritas sarankan sisihkan dana THR untuk investasi di saham
Senin, 25 Maret 2024 16:32 Wib
PT Semen Baturaja paparkan peluang bisnis di Forum Investor BEI Sumsel
Rabu, 6 Maret 2024 16:24 Wib
Rupiah meningkat di tengah investor mencermati pemilu 2024
Selasa, 13 Februari 2024 9:34 Wib
Rupiah menguat seiring investor tunggu data cadangan devisa Indonesia
Senin, 8 Januari 2024 10:12 Wib
Nilai investasi 2023 di Kabupaten OKU Timur tembus Rp640 miliar
Selasa, 2 Januari 2024 19:57 Wib
Menteri KKP buka opsi bagi investor untuk substitusi pakan impor
Senin, 18 Desember 2023 18:03 Wib
Rupiah menguat seiring investor tunggu kebijakan suku bunga AS
Rabu, 13 Desember 2023 10:14 Wib