Pengguna BPJS kesulitan mendapatkan obat di apotek rujukan

id Pengguna BPJS tidak mendapat obat di apotik rujukan

Pengguna BPJS kesulitan mendapatkan obat di apotek rujukan

Ilustrasi - Warga OKU antre mendaftar berobat menggunakan BPJS Kesehatan kurang (ANTARA News Sumsel/14/Edo Permana)

Baturaja (ANTARA) -  Rahmad Saleh warga Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan yang merupakan salah seorang pengguna BPJS Kesehatan mengakui kesulitan mendapatkan obat di apotek rujukan, sehingga ia terpaksa merogoh kocek untuk membeli di apotek lain.

"Sulit sekali mendapat obat di apotek rujukan BPJS Kesehatan meskipun stok obatnya tersedia," kata Rahmad di Baturaja, Ogan Komering Ulu (OKU), Minggu.

Dia menuturkan, saat menebus Insulin di apotek rujukan BPJS wilayah setempat guna menetralisir kadar gula darah di tubuhnya, petugas apotek terkesan menolak memberikan obat atas penyakit diabetesnya tersebut.

Menurut dia, petugas apotek rujukan BPJS ini terkesan menolak memberikan obat yang dibutuhkan tersebut dengan alasan jika Insulin sedang kosong.

"Petugas apotek mengaku kalau insulin tinggal satu dan lima hari lagi baru tersedia. Namun, ketika saya datang lagi mereka bilang kosong. Berbeda dengan apotek yang bukan rujukan BPJS, Insulin selalu ada," jelasnya.

Dia  menyayangkan pelayanan apotek rujukan tersebut karena seharunya memberikan obat yang memang sudah menjadi tanggungan BPJS Kesehatan.

"Yang saya pertanyakan Insulin ini sudah ditanggung BPJS kenapa masih harus beli. Kecuali kalau memang obat tersebut tidak ditanggung," tegasnya.

Sementara Kepala BPJS OKU, Fitrianti secara terpisah terkait hal tersebut mengakui untuk pengadaan obat sudah menjadi kewenangan dari apotek yang bekerja sama dengan BPJS.

"Namun memang untuk saat ini kami masih menunggu droping dana dari kantor pusat. Pada Maret 2019, pihak apotik rujukan baru mengajukan ke kantor untuk proses verifikasi," ujarnya.