Lampung ekspor pisang dan nenas dalam kemasan ke China

id ekspor pisang, kementan, pt ggp

Lampung ekspor pisang dan nenas dalam kemasan ke China

Pisang dari Pulau Sebesi, Lampung Selatan (ANTARA News Lampung/Agus Wira Sukarta)

Bandarlampung (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama PT Great Giant Pineapple (GGP) melepas ekspor pisang segar dan nenas dalam kemasan kaleng ke China dan Spanyol.

Pelepasan dilaksanakan di area PT GGP Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Jumat (12/4) malam.

"Komoditas pisang segar sebanyak 20,7 ton dilepas ke Cina dan 16,2 ton nenas dalam kemasan kaleng ke negara Spanyol," kata Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian, Ali Jamil saat dikonfirmasi dari Bandarlampung, Sabtu.

Ia menyebutkan, hal ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden kepada Menteri Pertanian untuk melakukan ekspor pertanian ke dunia luar.

Hal tersebut, lanjutnya, juga dilakukan bagian dari upaya mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan.

"Selain itu ekspor yang kita lakukan ini dengan tujuan agar dapat dilihat oleh para petani kita semuanya dan untuk meningkatkan produksi pertanian kita di lapangan," kata dia.

Menurutnya, momentum ekspor ini perlu terus digalakkan guna memberi dorongan bagi petani, pelaku usaha, dan jajaran pemerintah untuk terus tingkatkan kinerja ekspor.

Akses pasar nenas asal Indonesia ke China hingga saat ini masih dalam proses negosiasi. Karantina China dalam hal ini General Administration and Customs of the Repiblic of China (GACC) berkomitmen akan memprioritaskan nenas asal Indonesia agar masuk kenegaranya.

"Harapan kita tidak hanya PT GGP yang menjadi pengekspor, ke depan harus ada perusahaan lain untuk bisa mengekspor hasil pertanian kita ke luar negeri," kata dia.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang telah dirilis Kementan dalam kurun waktu empat tahun terakhir bahwa ekspor kedua komoditas buah tersebut masing-masing nenas telah meningkat sebesar 1.520 persen dan pisang sebesar 706,2 persen.

Dari data BPS itu juga kedua komoditas tersebut telah dipasarkan ke negara-negara seperti negara benua Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Asia Tenggara.

"Percepatan layanan perkarantinaan diperlukan guna menjaga daya saing produk kita di pasar global," katanya.

Direktur PT GGP, Welly Soegiono sangat mengapresiasi atas upaya yang telah dilakukan oleh Kementerian Pertanian melalui Barantan guna membuka akses pasar khususnya untuk buah nanas.

"Kita selalu memfokuskan kemitraan bagaimana agar bisa menggerakkan petani supaya ikut bersama-sama memproduksi dan memanfaatkan lahan mereka salah satunya seperti yang di Kabupaten Tanggamus," katanya.

Dia menambahkan petani akan bisa melakukan ekspor seperti salah satunya di Kabupaten Tanggamus yang telah melakukan ekspor pisang.

Sebagai mitra PT GGP, pihaknya selalu membimbing dan memfasilitasi agar petani bisa melakukan ekspor ke negara-negara lain.

"Memang petani tidak punya akses tapi setelah kerja sama dengan kita maka akan ada akses dan bisa menjajakan hasil pertanian nya ke luar negeri," ujarnya lagi.






"Selain itu jika ekspor nenas kita bisa masuk ke negara Cina, Indonesia bisa memperoleh devisa sebesar 50 juta dolar AS dan peluang pangsa pasarnya sangat besar. Jangan sampai kita kalah dari negara produsen nenas lainnya," tambahnya.