Integrasi kepesertaan Jamkesda Sumsel ke JKN capai 77,5 persen

id Jamkesda,Jaminan kesehatan nasional,Jkn,Menkes,Dinkes sumsel,Integrasi jkn,Berobat gratis ,Sumsel sehat,Germas,Ambulan m

Integrasi kepesertaan Jamkesda Sumsel ke JKN capai 77,5 persen

Ilustrasi - Kartu Jamkesda. (cc)

Palembang (ANTARA) - Integrasi kepesertaan Jaminan Kesehatan Daerah Sumatera Selatan ke Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mencapai 77,5 persen sejak dimulai 1 Januari 2019.

Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nurainy di Palembang, Sabtu, mengatakan capaian integrasi JKN, tergolong cepat berkat komitmen pemerintah kabupaten/kota dalam penganggaran pelayanan kesehatan.

"Hampir semua anggaran kabupaten/kota larinya ke sana (JKN). Semakin banyak kepesertaan JKN akan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat karena kemudahan pembiayaan membuat masyarakat berani berobat," ujar Lesty Nurainy.

Dia mengatakan apalagi Gubernur Sumsel Herman Deru sudah menyatakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) bisa digunakan masyarakat miskin untuk berobat agar usia harapan hidup masyarakat Sumsel bisa meningkat.

Data Kementrian Kesehatan menyebut angka usia harapan hidup masyarakat Sumsel saat ini rata-rata 72 tahun dengan usia perempuan 76 tahun dan laki-laki 68 tahun.

"Masyarakat miskin yang tiba-tiba sakit ditanggung kabupaten/kota masing-masing, bisa juga pakai Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang diurus Dinas Sosial setempat," jelas Lesty.

Selain integrasi JKN dan kemudahan pembiayaan lainnya, inovasi pelayanan kesehatan di Sumsel terus bermunculan, seperti 1 kecamatan 1 ambulan dan 1 desa 1 ambulan motor di sebagian kabupaten/kota.

Sementara Gubernur Sumsel Herman Deru meminta masyarakat tidak terbebani dengan biaya berobat, pemporv Sumsel tengah mencoba membalikan fungsi pelayanan agar pengeluaran lebih efisien.

"Bukan masyarakat yang datang ke pelayanan, tapi pelayanan datang ke masyarakat, itulah dihadirkan motor ambulan yang bisa masuk wilayah sulit terjangkau, jadi resonansinya sampai ke masyarakat," ujar Herman Deru.

Walaupun kemudahan berobat dari segi biaya dan pelayanan sudah menyentuh lapisan masyarakat paling bawah, ia meminta tenaga kesehatan terus mempromosikan langkah pencegahan penyakit tetap menjadi yang utama.

"Ajak masyarakat mencegah penyakit dengan pola hidup sehat dan pemenuhan gizi yang cukup," kata Herman Deru.