Gula aren jadi unggulan ekonomi perdesaan

id Gula aren,ukm indonesia,petani di areal pegunungan,pengolahan pelaku UKM,pelaku usaha kecil dan menengah,produksi gula aren,Dedi Rahmat,Gian, Alfa Mar

Gula aren jadi unggulan ekonomi perdesaan

Warga desa malapari saat memproduksi gula aren yang diplah dari air nira. (ANTARA)

Lebak (ANTARA) - Komoditas produk gula aren yang dikembangkan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, kini menjadi unggulan ekonomi masyarakat perdesaan dengan nilai investasi Rp9.325 miliar per tahun dari 6.217 unit usaha.

"Kami mengapresiasi produksi gula aren mampu menggulirkan pertumbuhan ekonomi juga menyerap tenaga kerja hingga 12.312 orang," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Dedi Rahmat, Rabu.

Produksi gula aren menjadikan unggulan masyarakat pedesaan di Kabupaten Lebak, karena didukung bahan baku melimpah.

Produksi gula aren tersebut berkembang di Kecamatan Sobang, Malingping, Panggarangan, Cigemblong, Bayah, Cihara, Cilograng, Leuwidamar, Cibeber, Cijaku dan Muncang.

Perkebunan pohon aren di daerah itu karena lokasinya berada di pegunungan dan perbukitan.

Tanaman aren sangat cocok tumbuh di lahan-lahan pegunungan dan perbukitan atau di atas 500 meter dari permukaan laut.

Selama ini, produksi gula aren memberikan sumbangan besar bagi masyarakat perdesaan.

Bahkan, produksi gula aren dipasok ke sejumlah daerah di Provinsi Banten juga dijadikan buah tangan atau oleh-oleh ke luar daerah.

"Kami terus meningkatkan kualitas dengan mengoptimalkan pelatihan dan pembinaan juga memfasilitasi sertifikasi pangan organik internasional," katanya menjelaskan.

Kelebihan gula aren Kabupaten Lebak, selain rasanya manis dan bertahan lama juga beraroma dengan kadar gula relatif kecil sehingga cocok bagi penderita diabetes.

Selain itu juga gula aren Lebak masuk kategori makanan organik tanpa menggunakan zat kimia.

Sebab, perkebunan aren yang dikembangkan petani di areal pegunungan, sehingga tidak menggunakan pupuk kimia.

Oleh karena itu, produksi gula aren Lebak dijamin tidak terpapar pupuk kimia yang bisa membahayakan kesehatan.

Mereka perajin gula aren dengan memproduksi gula semut atau gula halus dan gula cetak.

"Kita bangga produk gula aren Lebak juga sudah menembus pasar super market, seperti Gian, Alfa Mart dan Indomart," katanya.

Dedi mengatakan produk gula aren Lebak juga menembus pasar Australia dan Belanda dengan volume ekspor mencapai 20--30 ton per bulan.
Gula aren yang diekspor tersebut merupakan hasil pengolahan pelaku UKM.

Namun, kebanyakan permintaan ekspor itu jenis gula semut atau kristal, jadi bukan dalam bentuk "batokan" seperti gula merah pada umumnya.
"Kita harapkan ke depan tidak hanya ke Australia dan Belanda, tapi juga negara lain, dan itu bisa saja yang penting kualitasnya dijaga serta produksi ditingkatkan," ujarnya.

 Dede Supriatna mengatakan pemerintah daerah tahun ke tahun terus mengembangkan perkebunan aren dengan menyalurkan bantuan benih kepada kelompok tani.