Dolar AS melemah karena kekhawatiran pertumbuhan global berkurang

id dolar,mata uang indonesia,kurs dolar,nilai tukar dolar as,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini, palembang

Dolar AS melemah karena kekhawatiran pertumbuhan global berkurang

Arsip - Teller Bank Mandiri menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Bank. (Antaranews.com)

New York (ANTARA) - Kurs dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena data ekonomi kuat baru-baru ini mengurangi kekhawatiran tentang ekonomi global, mendorong investor untuk mengurangi posisi safe-haven di greenback.

Euro bergerak lebih jauh di atas level terendah satu bulan yang dicapai minggu lalu, karena investor menyeimbangkan kembali posisi mereka sebelum pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) minggu ini.

Sterling rebound dari level terendah satu minggu terhadap dolar AS. Investor mengamati apakah Perdana Menteri Inggris Theresa May dapat meyakinkan Uni Eropa untuk kembali menunda keluarnya negaranya dari blok tersebut.

"Harapannya untuk pertumbuhan global telah mencapai titik terendah. Lebih dari itu green shoots (tanda-tanda pemulihan ekonomi) telah muncul," kata Paresh Upadhyaya, direktur strategi mata uang di Amundi Pioneer Investment Management di Boston.

Data ekonomi menggembirakan pekan lalu dari China dan Amerika Serikat telah meningkatkan sentimen pasar, mengangkat mata uang berorientasi pertumbuhan seperti dolar Australia dan Selandia Baru, kata Upadhyaya.

Pukul 14.42 (18.42 GMT), indeks yang melacak dolar versus euro, yen, sterling dan tiga mata uang lainnya turun 0,35 persen menjadi 97,056.

"Kami netral tentang dolar AS," Richard Turnill, kepala strategi investasi global BlackRock menulis dalam sebuah catatan penelitian. "Ini telah dianggap sebagai daya tarik safe-haven tetapi keuntungan bisa dibatasi oleh valuasi tinggi dan kesenjangan pertumbuhan yang menyempit di seluruh dunia."

Pandangan seperti itu pada dolar AS mendorong pembelian dalam mata uang lain pada perdagangan Senin (8/4/2019).

Euro naik 0,38 persen menjadi 1,1261 dolar AS setelah mencapai 1,1183 pada Selasa lalu (2/4/2019), yang merupakan terendah sejak 8 Maret. Mata uang tunggal naik ke tertinggi dua minggu di 125,575 yen.

Pedagang memangkas posisi jangka panjang euro minggu lalu paling banyak dalam sembilan bulan, data menunjukkan, karena imbal hasil obligasi inti Eropa memasuki wilayah negatif dan data PMI menunjukkan ekonomi zona euro sedang kesulitan.

Tidak ada perubahan kebijakan yang diharapkan pada pertemuan ECB minggu ini, tetapi konferensi pers sesudahnya akan menjadi fokus di tengah pembicaraan tentang suku bunga berjenjang, kekhawatiran resesi global dan sikap waspada yang mendorong imbal hasil obligasi 10-tahun Jerman di bawah nol persen untuk pertama kalinya sejak 2016

Dolar Australia naik 0,31 persen menjadi 0,7128 dolar AS di tengah penurunan harga-harga komoditas seperti tembaga.

Pound naik lebih jauh dari level terendah satu minggu. May sedang mencari kompromi dengan pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn guna mendapatkan persetujuan parlemen untuk kesepakatan Brexit dan mendukung perjanjian penundaan kepergian Inggris hingga akhir Juni. Sterling naik 0,25 persen menjadi 1,3068 dolar AS.