Surat SBY dinilai "digoreng" calo politik

id sby,Lieus Sungkharisma,politik indonesia,prabowo-sandi,capres 2019,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini

Surat SBY dinilai "digoreng" calo politik

Lieus Sungkharisma. (Istimewa)

Jakarta (ANTARA) - Koordinator Rumah Aspirasi Prabowo-Sandi, Lieus Sungkharisma mengatakan, surat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dijadikan 'bahan gorengan' oleh calo politik dengan menggiring opini publik seolah-olah SBY 'marah' dan tidak setuju dengan model kampanye akbar Pasangan Prabowo-Sandiaga Uno di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu.

"Itu jelas penafsiran yang salah dan sengaja dibelokkan. Sebagai orangtua yang punya segudang pengalaman di pemerintahan, wajar saja kalau SBY memberi saran dan masukan," kata Lieus dalam keterangan tertulisnya di Jakarta Pusat, Senin.

Menurutnya, SBY tidak menghendaki terjadinya perpecahan dalam tubuh bangsa ini hanya karena Pemilu atau Pilpres.
Pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno menyapa pendukungnya saat kampanye. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

“Tapi apa salahnya kampanye dilakukan dengan salat, zikir dan doa? Kalau karena itu kampanye akbar Capres 02 Prabowo – Sandi di GBK yang dihadiri jutaan orang tersebut dikatakan inklusif, lalu dipelintir seolah-olah memperhadap-hadapkan ideologi Pancasila dengan Khilafah, jelas itu pendapat yang salah dan tidak benar,” katanya.

Lieus menambahkan sebagai orang yang selalu hadir dan mengikuti kemana pun Prabowo-Sandiaga berkampanye, ia tidak pernah melihat adanya inklusifitas itu.

“Baik Prabowo maupun Sandi selalu cair dan membaur dengan semua suku, agama dan golongan dalam setiap kampanyenya,” katanya.

Bahkan, anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi itu mengaku, dalam kampanye akbar di GBK, sejumlah tokoh masyarakat nonpartai, tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya juga hadir.

“Saya juga hadir. Tapi lebih memilih di belakang panggung saja,” ungkap Lieus.

Karenanya, Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak) ini menegaskan, tidak ada yang salah dari surat SBY yang dikirimnya dari Singapura itu.

“Sekali lagi, sebagai tokoh nasional dan Presiden Republik Indonesia dua periode dan parpol pimpinannya menjadi salah satu parpol pendukung Prabowo-Sandi, wajar saja bila pak SBY mengingatkan kita semua. Jadi, tak usahlah perihal surat itu digoreng ke sana kemari. Gorengan macam ini sudah basi. Hanya kerjaan calo politik yang kehabisan isu,” katanya.

Lebih lanjut, Lieus menyebut, saat ini rakyat sudah semakin cerdas, sehingga isu yang digoreng itu tidak ada berpengaruh apa-apa terhadap pilihan rakyat kepada Prabowo-Sandiaga.

“Rakyat sudah tau yang mana loyang yang mana emas. Jadi gorengan-gorengan isu seperti itu tak ada gunanya lagi. Masih banyak hal lain dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang perlu kita carikan solusi, daripada melemparkan isu-isu murahan demi kepentingan politik sesaat,” kata Lieus.