Kak Seto tetap pegang teguh menjadi "tukang momong anak Indonesia"

id Seto Mulyadi,Kak Seto,Anak,49 Tahun Pengabdian

Kak Seto tetap pegang teguh menjadi "tukang momong anak Indonesia"

Pemerhati anak Seto Mulyadi yang akrab dipanggil Kak Seto menghadiri peringatan "49 Tahun Pengabdian Kak Seto di Dunia Anak-Anak" di Pasar Induk Kramatjati, Kamis (4/4/2019) dengan menggunakan pakaian seperti kuli pasar. (ANTARA/Dewanto Samodro)

....Itu sesuai dengan amanat Pak Kasur yang hingga hari ini saya pegang teguh untuk membina dan mendidik anak-anak di seluruh Indonesia....
Jakarta (ANTARA) - Pemerhati anak Seto Mulyadi yang akrab dipanggil Kak Seto mengatakan kerap menolak tawaran untuk menjadi politisi, masuk ke partai politik bahkan jabatan menteri karena tetap ingin menjadi "tukang momong anak-anak Indonesia".

"Itu sesuai dengan amanat Pak Kasur yang hingga hari ini saya pegang teguh untuk membina dan mendidik anak-anak di seluruh Indonesia," kata Kak Seto kepada wartawan saat peringatan "49 Tahun Pengabdian Kak Seto di Dunia Anak-Anak" di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta, Kamis.

Kak Seto mengatakan 49 tahun sebelumnya, tepat 4 April 1970, dia resmi diterima menjadi asisten Pak Kasur yang saat itu dikenal sebagai pendidik dan pemerhati anak.

Oleh Pak Kasur, Kak Seto diminta untuk membantu beliau secara terus menerus dan mengabdikan diri di dunia anak-anak.

"Beberapa bulan kemudian, September 1970, waktu sedang membereskan angklung bersama beliau berkata Dik kalau saya mati Adik yang harus meneruskan perjuangan saya," tuturnya.
Pemerhati anak Seto Mulyadi yang akrab dipanggil Kak Seto memotong tumpeng saat peringatan "49 Tahun Pengabdian Kak Seto di Dunia Anak-Anak" di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta, Kamis (4/4/2019). (ANTARA/Dewanto Samodro)


Kak Seto mengatakan saat pertama kali datang ke Jakarta dia bekerja sebagai kuli pasar dan tukang batu untuk hidup. Bahkan saat menjadi asisten Pak Kasur, Kak Seto masih menjadi kuli pasar dan tidur di emperan pasar.

"Hanya saat bersama anak-anak saya memakai baju saya yang paling rapi," ceritanya.

Karena itu, untuk mengenang pengalamannya di masa lalu, Kak Seto menggunakan pakaian seperti kuli pasar dalam peringatan "49 Tahun Pengabdian Kak Seto di Dunia Anak-Anak", yaitu pakaian hitam lusuh dengan topi caping.

"Ini untuk mengingatkan saya selalu bahwa saya pernah di bawah, agar hidup saya seimbang. Agar saya tetap menaruh hormat pada siapa pun, tidak merasa sudah berhasil dan terus menekuni dunia anak-anak Insya Allah sampai akhir hayat," katanya.