Karet asal Sumsel banyak dibeli pabrik di Lampung dan Jambi

id karet sumsel,petani karet sumsel,Produksi karet petani,Rudi Arpian,Bidang Pemasaran dan Pengolahan Hasil,tata niaga karet,berita sumsel, berita palemb

Karet asal Sumsel banyak dibeli pabrik di Lampung dan Jambi

Arsip- Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatera Selatan. (ANTARA News Sumsel/Nova Wahyudi/dol)

Palembang (ANTARA) - Produksi karet petani Sumatera Selatan ternyata lebih banyak dibeli pabrik dari luar daerah yakni di Jambi dan Lampung karena harga yang ditawarkan di dua provinsi tersebut jauh lebih tinggi.

Kepala Bidang Pemasaran dan Pengolahan Hasil Dinas Perkebunan Sumsel Rudi Arpian di Palembang, Senin, mengatakan, kondisi itu menunjukkan bahwa tata niaga karet di Sumsel lebih panjang dibanding provinsi lain.

"Pabrik di Sumsel tidak pernah mau turun beli langsung dari petani, melainkan menggunakan pemasok. Sementara daerah lain, seperti Jambi, mereka yang datang ke petani dan ikut lelang," kata dia.

Rudi menjelaskan banyaknya pembeli karet Sumsel asal Jambi terlihat dari daftar pemenang lelang unit pengolahan dan pemasaran bahan olah karet (UPPB) yang menjadi wadah bagi para petani untuk menawarkan hasil panennya secara berkelompok dengan sistem lelang maupun kemitraan.

Ia mengatakan tonase yang ditawarkan dalam lelang UPPB lebih besar ketimbang dijual secara per individu atau sebagian kelompok saja.

"Dengan tonase besar ini tentu menarik provinsi lain ikut menawar. Jambi yang datang langsung dari pabriknya, kenyataannya yang selalu menang lelang kan dari Jambi," kata dia.

Dinas Perkebunan Sumsel mencatat produksi UPPB mencapai 63.057 ton karet per tahun. Sementara jumlah UPPB saat ini sebanyak 177 unit yang tersebar di 14 sentra atau penghasil karet di Sumsel.

UPPB ini dibentuk agar petani bisa menjual karet dalam satu zonasi semisal dalam satu kecamatan, dalam satu hari dan dalam satu mutu sehingga akan didapatkan tonase yang banyak.

Sebelum ada UPPB, katanya, lelang karet tidak seragam, yang mana dalam satu desa bisa ada empat kelompok yang melakukan lelang pada hari berbeda sehingga posisi tawar petani selaku produsen masih lebih rendah ketimbang pembeli.

"Jadi kondisi itu seperti arisan bagi pembeli, Senin pabrik A yang menang, Selasa pabrik B yang menang," kata dia.

Untuk itu, Disbun Sumsel menargetkan dapat membentuk UPPB minimal 5 kelompok di setiap kabupaten penghasil karet.

Sementara itu produksi karet Sumsel tercatat sebanyak 1,05 juta ton karet kering dengan luas areal kebun mencapai 1,31 juta hektare.