Pemerintah akan kaji ulang rencana pendakian Rinjani

id Gunung Rinjani,jalur pendakian gunung rinjani,Sekretaris Daerah Lombok Utara,gempa tektonik lombok,Puncak Gunung Rinjani,pemandangan Danau Segara Anak

Pemerintah akan kaji ulang rencana pendakian Rinjani

Gunung Rinjani. (Ist)

Lombok Utara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, akan mengkaji ulang rencana untuk membuka jalur pendakian menuju kawasan Gunung Rinjani dari pintu Senaru, pada April mendatang.

Sekretaris Daerah Lombok Utara Suardi yang ditemui ANTARA di Senaru, Senin, mengatakan, pengajian ulang dilakukan menyusul bencana gempa tektonik 5,8 skala richter yang terjadi pada Minggu (17/3) lalu.

"Tentu rencana untuk pendakian April besok ini akan kita kaji lagi, kita rembukkan lagi dengan para pihak terkait, termasuk TNGR (Taman Nasional Gunung Rinjani), karena ini masuk kawasan dia," kata Suardi.

Rencana untuk kaji ulang pendakian pada April mendatang, mendapat dukungan dari pihak pegiat wisata yang bermukim di Senaru.

Namun, kajian ulang rencana itu diharapkan ikut mempertimbangkan hasil survei lokasi jalur pendakian yang sebelumnya telah dilaksanakan para pegiat wisata di Senaru dan juga rekan pecinta alam pada akhir pekan lalu.

"Tim survei kemarin itu sudah lihat lokasi yang akan menjadi jalur pendakiannya, Minggu (17/3) pagi itu mereka sudah turun, sebelum gempa," kata Nursa'ad.

Dari hasil survei lapangan, jalur pendakian yang direncanakan dari Senaru itu, akan berangkat menyusuri jalur pendakian normal dengan kawasan kemping di Hutan Cemara Lima dan di Pelawangan Senaru yang bisa langsung menikmati pemandangan Danau Segara Anak dan Puncak Gunung Rinjani.

"Kalau turun dari Pelawangan Senaru itu memang tidak memungkinkan, batasnya hanya sampai sana, tapi dari tempat itu aman untuk bermalam. Pos satu, dua, dan tiga, sampai pos ekstra di Hutan Cemara Lima itu juga aman, kondisi tanahnya juga stabil," ujarnya.

Karena itu, dia kembali menyarankan kepada pihak pemerintah untuk benar-benar melakukan kaji ulang dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi masyarakat Senaru yang sangat bergantung dari sektor pariwisata.

"Sekarang rencana ini (pendakian April) yang jadi satu-satu harapan kita untuk menyambung ekonomi, kalau itu tidak bisa, harus bagaimana lagi? Bingung juga," ucapnya.