Presiden Jokowi setujui pabrik ban berdiri di Sumsel

id jokowi,pabrik bn,pabrik ban,PT.Yuasa Battery,mendirikan pabrik ban,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini,

Presiden Jokowi setujui pabrik ban berdiri di Sumsel

Presiden Joko Widodo. (ANTARA/Joko Susilo)

Palembang (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menyetujui rencana Pemprov Sumsel mendirikan pabrik ban di Sumatera Selatan guna meningkatkan harga jual karet rakyat.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru di Palembang, Kamis mengatakan, saat kunjungan Presiden beberapa waktu lalu, Presiden sangat mendukung berdirinya pabrik ban di daerah ini guna meningkatkan harga jual karet.

"Selain itu pendirian pabrik ban tersebut untuk memaksimalkan sektor industri hilir," ujarnya.

Bahkan, Presiden telah memerintahkan Menteri Perindustrian agar Indonesia tidak terlalu banyak mengekspor produk mentah melainkan produk jadi yang salah satunya pabrik ban.

Sedangkan jika memang nantinya pabrik ban berdiri di Sumsel lokasinya diusahakan berada di dekat pelabuhan.

Dengan adanya pabrik ban di daerah ini diharapkan mampu mendorong penggunaan hilirisasi karet sehingga membantu para petani karet Sumsel.

Bahkan jika memungkinkan ke depan akan dibuat Pergub tentang tata niaga karet.

Dengan berdirinya pabrik ban nanti pihaknya menganjurkan kepada para pegawai untuk menggunakan ban produksi lokal ini paling tidak pada penggunaan kendaraan dinas.

Gubernur mengatakan awal Januari lalu, pihaknya melaksanakan pertemuan dengan PT.Yuasa Battery dan perusahaan tersebut tertarik untuk mendirikan pabrik ban di Sumsel.

Sementara Komisaris PT Yuasa Battery Wandi Wanandi mengatakan, PT Yuasa Battery saat ini telah memiliki pabrik ban yang berlokasi di Surabaya dan memproduksi ban motor.

"Kami memproduksi ban motor, sebab pengguna kendaraan lebih banyak sepeda motor ketimbang mobil.

Selain ban motor perusahaan tersebut juga memproduksi antara lain ban sepeda, ban lorry (gerobak semen), ujar dia.

Sementara harga ban ditentukan dari harga bahan bakunya yaitu karet, dengan membeli kepada para pedagang karet.

"Namun demikian sejauh ini pihaknya mengaku belum menjalin kerja sama dengan pihak perkebunan," tambah dia.