Pemprov Sumsel akan tetapkan status siaga Karhutla 12 Maret

id Iriansyah,Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Pemprov Sumsel akan tetapkan status siaga Karhutla 12 Maret

Kepala BNPB Sumsel Iriansyah (ANTARA News Sumsel/Aziz Munajar)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Provinsi Sumatera Selatan akan menetapkan status siaga terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 12 Maret 2019 untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana tersebut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatra Selatan Iriansyah di Palembang, Senin, mengatakan, dengan penetapan status siaga itu maka semua pihak yakni pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, TNI, Polri, dan perusahaan akan meningkatkan kewaspadaan untuk mengedepankan mitigasi.

Surat Keputusan penetapan status siaga sudah dikirimkan ke Gubernur Sumatera Selatan untuk menunggu pengesahan.

"Nanti pada tanggal 12 Maret akan kami lakukan rapat koordinasi di Palembang, bukan hanya antara Pemprov Sumsel dengan stakeholder terkait saja, melainkan juga dengan Kepala BNPB Doni Monardo," kata dia.

Saat rapat koordinasi itu, semua persiapan karhutla akan lebih diintensifkan, bukan hanya kesiapan koordinasi antara semua elemen, melainkan juga kesiapan sarana dan prasarana oleh pemerintah, Manggala Agni dan perusahaan.

Ia mengatakan, dengan penetapan status siaga bencana karhutla lebih dini ini diharapkan Sumsel dapat meminimalisasi kebakaran hutan dan lahan.

Seperti diketahui, Sumsel merupakan daerah yang sangat rawan terjadinya karhutla mengingat Sumsel memiliki lahan gambut dengan total luas mencapai 1,4 juta hektare.

Iriansyah mengatakan, berdasarkan pemeteaan diketahui terdapat lima kabupaten yang rawan karhutla, yakni Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin dan Muara Enim.

Namun, bukan berarti kabupaten lain tidak rawan, ia mengatakan, lahan mineral pun juga berpotensi terbakar saat musim kemarau.

"Selain lima kabupaten ini, ada juga Prabumulih, Empat Lawang, Musi Rawas, yang juga diminta waspada," kata dia.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Selatan mencatat lahan yang terbakar selama kurun 1 Februari-31 Oktober 2018 mencapai 37.362 hektare.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori mengatakan lahan terbakar yang paling luas terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), mencapai 19.402 hektare.

Jumlah luasan lahan terbakar terbesar kedua terjadi di Kabupaten Banyuasin, mencapai 5.812 hektare. Disusul Kabupaten Muara Enim seluas 4.404 hektare lahan terbakar, lalu Kabupaten Ogan Ilir seluas 3.577 hektare lahan terbakar.