Jembatan Ampera ditutup saat deklarasi keselamatan berkendara

id Jembatan Ampera,deklarasi keselamatan berkendara,pemecahan rekor Muri kain jumputan,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang,

Jembatan Ampera ditutup saat deklarasi keselamatan berkendara

Jembatan ampera, Palembang. (ANTARA News Sumsel/Nova Wahyudi/dol)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Jembatan Ampera penghubung kawasan Seberang Ulu dan Seberang Ilir Palembang, Sumatera Selatan akan ditutup saat berlangsungnya kegiatan deklarasi keselamatan berkendara kelompok milenial dan pemecahan rekor Muri kain jumputan terpanjang pada Sabtu (9/3) pagi hingga tengah hari.

"Bagi warga kota yang akan melakukan aktivitas menggunakan kendaraan bermotor diimbau untuk menghindari akses jalan menuju jembatan Ampera dan menggunakan jalur alternatif jembatan Musi II dan Musi VI," kata Direktur Lalu Lintas Polda Sumsel, Kombes Pol Dwie Asmoro di Palembang, Jumat.

Untuk mengatur arus lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan saat dilakukan penutupan jembatan Ampera, pihaknya menempatkan petugas di sejumlah titik yang dinilai rawan kemacetan dan pusat kegiatan masyarakat.

Kegiatan deklarasi keselamatan berkendara anak muda/kelompok milenial dan pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) kain jumputan Palembang sepanjang 1,170 kilometer yang dikemas dalam acara  "South Sumatra Millennial Road Safety Festival" dipusatkan di halaman parkir pasar tradisional 16 Ilir dan jembatan Ampera.

Acara tersebut diikuti 114 ribu anak muda di Kota Palembang dan beberapa daerah Sumatera Selatan lainnya dan dimeriahkan penampilan sejumlah artis nasional seperti Raffi Ahmad, Yuki Kato, DJ Yasmin, grup musik Andra and The Backbone, berbagai permainan dengan hadiah menarik, senam hip hop kolosal, dan tarian anak muda (millennial dance).

Kegiatan tersebut merupakan gerakan sosial peningkatan disiplin dan ketertiban berlalu lintas untuk menurunkan angka kecelakaan lalu lintas yang sebagian besar korbannya adalah anak muda atau kalangan milenial usia 16-30 tahun.

Berdasarkan data, setiap tahun secara nasional terdapat 100 ribu korban kecelakaan lalu lintas, dan sekitar 30 ribu di antaranya meninggal dunia serta 70 persen korbannya adalah kelompok milenial.

Kegiatan yang rencananya dihadiri Presiden Joko Widodo itu diharapkan bisa menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terutama anak muda dalam mematuhi aturan dan tertib berlalu lintas serta meminimalkan jumlah kasus kecelakaan dan korban dari kelompok milenial, kata Dirlantas.