Palembang (ANTARA News Sumsel) - Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada 2018 sebesar 6,04 persen yang berada di atas angka rata-rata nasional dinilai berkualitas karena dibarengi dengan rendahnya inflasi.
Kepala Perwakilan BI Sumsel Yunita Resmi Sari di Palembang, Senin, dalam paparannya mengatakan capaian ini sangat baik karena pada umumnya jika pertumbuhan ekonomi tinggi di suatu daerah maka akan diikuti dengan kenaikan inflasi.
Sementara pada 2018, inflasi Sumsel tercatat hanya 2,74 persen sementara angka nasional 3,13 persen.
"Ini suatu perpaduan yang baik, yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Sumsel itu berkualitas," kata dia.
Yunita memaparkan pencapaian positif dua indikator ekonomi makro itu disebabkan karena produk domestik regional bruto (PDRB) didorong oleh investasi dan sektor produktif atau tidak semata-mata oleh sektor konsumsi seperti selama ini.
Pada saat bersamaan, kata Yunita, perkembangan harga "volatile food" terjaga sepanjang tahun lalu, sehingga inflasi relatif stabil dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi tinggi yang berkualitas.
"Kami melihat seringkali ada daerah yang pertumbuhan tinggi namun inflasi tinggi juga, itu sama saja uangnya digerogoti," ujar dia.
Bank sentral memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di tahun 2019 masih relatif tinggi yaitu pada kisaran 5,8 persen - 6,0 persen.
Menurutnya, faktor pendorong pertumbuhan tersebut tetap pada komoditas karet dan CPO, yang diperkirakan bakal membaik harganya
pada 2019.
Tak hanya itu, investasi dari korporasi di sektor energi dan pertanian, serta peningkatan konsumsi masyarakat diperkirakan bakal meningkat yang akan menjadi penggerak roda pertumbuhan ekonomi di Sumsel.
Ia menambahkan pada triwulan I 2019, perekonomian Sumatera Selatan diperkirakan mengalami perlambatan. Namun demikian, kata Yunita, perlambatan di triwulan I merupakan fenomena yang wajar dan merupakan bagian dari siklus pertumbuhan ekonomi.
"Biasanya proyek pemerintah masih dalam tahap perencanaan, proses awal pelelangan, serta belum masuknya dana transfer ke daerah mengakibatkan masih rendahnya reasilsasi anggaran belanja," kata dia.
Berita Terkait
Rupiah melemah pengaruh indikator ekonomi AS kokoh
Jumat, 19 April 2024 11:04 Wib
Analis: Konflik Iran-Israel berpotensi ganggu pertumbuhan ekonomi RI
Kamis, 18 April 2024 13:10 Wib
Pj Gubernur Sumsel luncurkan website Posko Ekonomi Kota Prabumulih
Minggu, 24 Maret 2024 14:35 Wib
Pemkab OKI hadirkan inovasi upaya pengendalian inflasi
Kamis, 21 Maret 2024 21:05 Wib
Program kebijakan ekonomi jadi sebagian paparan kinerja Pj Bupati Muara Enim di Kemendagri
Selasa, 19 Maret 2024 20:33 Wib
Diskusi TSC tekankan belanja bijak, rantai distribusi hingga diversifikasi pangan
Senin, 18 Maret 2024 7:23 Wib
Pertumbuhan ekonomi OKU Timur urutan ke-6 di Sumsel
Selasa, 5 Maret 2024 19:12 Wib
Presiden Jokowi minta target ekonomi disusun cerminkan kehati-hatian resesi
Senin, 26 Februari 2024 11:09 Wib