Empat pabrik hilirisasi batubara di Tanjung Enim ditargetkan selesai 2022

id pabrik batu bara,B2,pabrik hilirisasi batubara,Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk,Arviyan Arifin,PT Pertamina, pabrik pengolahan syngas,berita sumsel, b

Empat pabrik hilirisasi batubara di Tanjung Enim ditargetkan selesai 2022

Lokasi seluas 300 hektare disiapkan untuk Kawasan Ekonomi Khusus hilirisasi batubara di Tanjung Enim, Muaraenim, Sumsel, Minggu (3/3). (ANTARA News Sumsel/Dolly Rosana/Ang/19)

Tanjung Enim, Muaraenim, Sumatera Selatan (ANTARA News Sumsel ) - Empat pabrik direncanakan akan dibangun di kawasan ekonomi khusus batubara milik PT Bukit Asam, "Bukit Asam Coal Based Special Economic Zone/BACBSEZ), di kawasan seluas 300 hektare Tanjung Enim, Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan, dengan target selesai November 2022.

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arviyan Arifin di Tanjung Enim, Minggu, mengatakan empat pabrik itu yakni pabrik gasifikasi batubara yang mengubah batubara kalori rendah menjadi syngas, dan tiga pabrik lainnya yakni pabrik hilirisasi produk batubara.

Tiga pabrik itu yakni pabrik pengolahan syngas menjadi dimethyl ether (dme) untuk menghasilkan elpiji bekerja sama dengan PT Pertamina, pabrik pengolahan syngas menjadi urea untuk menghasilkan pupuk berkerja sama dengan PT Pupuk Sriwijaya, dan pabrik pengolahan syngas menjadi polypropylene sebagai bahan baku plastik bekerja sama dengan perusahaan swasta Chandra Asn.

 
Tiga menteri, Menteri BUMN (paling kanan) didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto dan Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam acara pencanangan hilirisasi batubara di Tanjung Enim, Muara Enim, Sumsel, Minggu (3/3). (ANTARA News Sumsel/Dolly Rosana)
Arviyan mengatakan hal tersebut dalam sambutannya dalam acara pencanangan hilirisasi batubara di kawasan KEK batubara (BACBSEZ) Tanjung Enim yang dihadiri tiga menteri sekaligus. Ketiganya, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto

Arviyan mengatakan pencanangan ini merupakan tindak lanjut "head of agreement" tiga perusahaan pada 2018 yang bersepakat untuk memulai hilirisasi batubara. Uniknya, pencanangan hari ini tepat dengan peringatan 100 tahun keberadaan PT Bukit Asam di Tanjung Enim, kata dia.

Dalam proses hilirisasi ini diharapkan dapat dihasilkan 500.000 ton urea per tahun, 400.000 dme per tahun dan 450.000 polypropylene per tahun.

Menurutnya, target ini sangat mungkin dicapai karena hanya membutuhkan sekitar 7 juta ton batubara kalori rendah, sementara ketersediaan di Tanjung Enim mencapai 8 miliar ton.

Oleh karena itu, proyek peningkatan nilai tambah batubara ini suatu keniscayaan yang sangat layak diperjuangkan meski kali pertama di Tanah Air.

Bahkan, dengan adanya kegiatan ini, PTBA berharap dapat terus eksis hingga 100 tahun ke depan. Apalagi sudah memiliki strategi pengembangan bisnis "beyond coal" yakni perusahan terus berupaya untuk melakukan hilirisasi batubara.

Melalui hilirisasi batubara ini, PTBA berharap dapat terus meningkatkan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan PTBA sehingga dapat terus berkontribusi untuk perekonomian Indonesia melalui penerimaan devisa serta Penerimaan Negara Bukan Pajak.

         Kurangi Impor
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengatakan apa yang dilakukan PT Bukit Asam bekerja sama dengan BUMN lainnya serta perusahaan swasta nasional patut diapresasi.

Menurutnya, semangat hilirisasi khususnya di kegiatan pertambangan masih sangat minim. Karena, semua pihak kerap terlalu khawatir ketika menjadi pioner.

"Jika cuma gali kemudian jual, tidak perlu orang seperti Arviyan (Dirut PT BA, red), anak buah saya saja," kata Ignasius yang disambut gelak tawa para audiens.

Ia berharap dengan lahirnya hilirisasi, terutama produk dme diharapkan dapat mengurangi impor elpiji karena setiap tahun negara mengeluarkan sekitar Rp40 triliun hingga Rp50 triliun untuk mendapatkan 4,5-4,7 juta ton elpiji. Begitupula dengan impor bahan kimia yang tergolong masih tinggi seperti plastik dan bahan plastik mencapai 94,4 juta dolar AS pada Januari 2019.

Setidaknya, melalui proyek bersama ini juga bisa dikurangi impor elpiji, setidaknya sekitar 1 juta ton pada tahun pertama dengan cara mencampurkan dme dari produk hilirisasi batubara. "Ini sangat mungkin karena defosit tambang batubara ini untuk lapisan 1 (B1) ada 4 miliar ton, dan B2 mencapai 6 miliar ton, ini artinya bisa 250 tahun bertahan," kata dia.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan pemerintah akan memberikan dukungan penuh atas berdirinya kawasan ekonomi khusus industri batubara ini. Bukan hanya berupa fasilitas sarana dan prasana tapi juga, fasilitas tax holiday dan kemudahan perizinan.

"Pemerintah sangat memperhatikan hilirisasi batubara ini karena ingin mengurangi impor," kata dia.

Proyek pembangunan empat pabrik hilirisasi batubara ini membukukan nilai investasi yang cukup fantastis yakni 1,2 miliar dolar AS dengan memberikan kesempatan lapangan kerja bagi 1.400 orang.