Menristekdikti datangi Norwegia jajaki kerja sama riset

id menristekdikti,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini, jembatan ampera, wong palembang, wisata palembang, o

Menristekdikti datangi Norwegia jajaki kerja sama riset

Menristekdikti Mohamad Nasir. (ANTARA/Fransiska Ninditya)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mendatangi Oslo, Norwegia, Kamis (27/2), guna menjajaki potensi kerja sama riset dan pendidikan tinggi antara kedua negara. Dalam siaran pers kementerian di Jakarta, Sabtu, ia mengatakan pertemuan dengan Wakil Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi Norwegia Rebekka Borsch menghasilkan kesepakatan mengenai pelaksanaan dialog komprehensif antara para pengajar Norwegia dan Indonesia untuk membahas berbagai isu terkait kerja sama di bidang riset, teknologi dan pendidikan tinggi, sembari menjajaki kemungkinan penyelesaian payung kerja sama antara kedua negara di masa mendatang.

Payung kerja sama ini, ia mengatakan, nantinya diharapkan bisa menjadi pedoman mekanisme dan instrumen pendanaan dalam pelaksanaan kerja sama antara Indonesia dan Norwegia yang disepakati kemudian.

Hingga 2020, dia menjelaskan, Pemerintah Norwegia masih menjalankan Panorama Strategy, program kerja sama dalam bidang riset dan pendidikan dengan sejumlah negara prioritas termasuk rasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Jepang, dan negara Nordik lainnya.

Hingga program tersebut berakhir, Pemerintah Norwegia tidak akan menandatangani perjanjian kerja sama pendidikan tinggi dan riset dengan negara lain di luar negara prioritas.

Namun, Nasir mengatakan, evaluasi akan mereka lakukan dan ada kemungkinan mereka akan melebarkan jangkauan kerja sama dengan lebih banyak negara setelah program selesai.

Pemerintah Indonesia dan Norwegia memandang penting kerja sama dalam bidang pendidikan yang telah berjalan selama ini, antara lain kerja sama antar-universitas yang dilakukan oleh Universitas Gajah Mada (UGM) dan Universitas Agder yang telah berlangsung 25 tahun.

Pada masa mendatang, Pemerintah Norwegia berharap lebih dari 50 persen mahasiswanya dapat melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri. Sehubungan dengan itu, Nasir mengatakan, Pemerintah Norwegia mengharapkan data mengenai pendidikan tinggi Indonesia, termasuk informasi mengenai bantuan bagi mahasiswa asing.

Informasi tersebut diharapkan dapat memperkaya buku putih yang sedang mereka susun, sebagai referensi bagi siswa Norwegia untuk memilih negara tujuan pendidikan tinggi di Asia.

Sementara dalam pertemuan dengan Rektor Universitas Oslo Svein St len, Nasir membahas upaya peningkatan kerja sama pendidikan antara Universitas Oslo dengan berbagai universitas di Indonesia.

Namun demikian, pemerintah kedua negara mesti terlebih dahulu memiliki perjanjian kerja sama pendidikan tinggi yang memayungi berbagai kegiatan dalam rangka peningkatan kerja sama di bidang riset dan pendidikan tinggi.

Rektor Universitas Oslo, menurut Nasir, juga menyambut baik ide penyelenggaraan pertemuan tahunan profesor Indonesia dan Norwegia untuk membatas berbagai isu terkait riset dan pendidikan tinggi dalam kaitannya dengan bisnis dan pembangunan.

Pertemuan tersebut akan mengidentifikasi bidang-bidang prioritas riset yang serupa antara Indonesia dan Norwegia seperti sosio-humaniora, teknologi ramah lingkungan (energi alternatif dan terbarukan), serta kelautan.

Dalam pertemuan dengan Rektor Universitas Agder Frank Reichert serta perwakilan sejumlah lembaga riset, lembaga penjamin mutu pendidikan tinggi dan perwakilan kelompok bisnis Norwegia, menurut Nasir, terungkap pendanaan riset dan pengembangan Norwegia yang mencapai dua persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), atau sekitar 6 miliar NOK, sekira Rp9,9 triliun.

Sedangkan bidang-bidang yang menjadi prioritas riset dan pengembangan Norwegia saat ini antara lain perubahan iklim, maritim, kesehatan, energi terbarukan, reformasi birokrasi dan pelayanan publik, serta Teknologi Informasi dan Telekomunikasi (TIK).