BRG: 102 ribu hektare gambut rusak di Sumsel sudah dibasahi

id lahan gambut,Badan Restorasi Gambut,Myrna A Safitri,rewetting,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini, palem

BRG: 102 ribu hektare gambut rusak di Sumsel sudah dibasahi

ARsip- Lahan Gambut (Ist)

Palembang (ANTARA) - Sebanyak 102 ribu hektare ekosistem gambut yang rusak di Provinsi Sumatera Selatan telah dilakukan pembasahan kembali (rewetting) oleh Badan Restorasi Gambut sampai tahun 2018.

Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG Myrna A Safitri dalam acara diskusi bersama media massa di Palembang, Kamis, mengatakan pembasahan ekosistem gambut tersebut merupakan upaya pemulihan yang sekaligus menjadi langkah untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

Meski sudah dipulihkan, ia melanjutkan, semua stakeholder harus tetap waspada karena sejatinya pembasahan ini belum secara total memulihkan ekosistem gambut yang rusak itu.

"Ancaman tetap ada, dan semua harus tetap waspada," kata dia.

Ia mengatakan, BRG menempuh tiga tahapan untuk mengembalikan fungsi ekosistem gambut yang rusak akibat karhutla itu, yakni pembasahan (rewetting), penanaman kembali (revegetasi), dan revitalisasi sosial-ekonomi masyarakat melalui Program Desa Peduli Gambut.

Berdasarkan data BRG, terjadi penurunan titik panas yang cukup signifikan di lokasi dekat Pembangunan Insfrastruktur Pembasahan Gambut (PIPG).

Jika berada pada radius 0-1 km dari PIPG, rata-rata hanya 2,4 persen. Sementara jika semakin jauh dari PIPG diketahui hotspot (titik api) menjadi bertambah.

"Sebagai contoh saat jarak 1-2 km ditemukan 5,6 persen hotspot dan pada jarak lebih dari 2 km ada 92 persen hotspot," ujar Myrna.

Ini menunjukkan bahwa pembasahan kembali lahan gambut ini terbukti dapat menekan potensi hotspot.

Ia menambahkan guna memantau kinerja intervensi PIPG yang telah dibangun, BRG bersama mitra mengembangkan teknologi pemantauan tinggi air muka (TMA) secara "realtime" melalui sistem Pemantauan Air Lahan Gambut (SIPALAGA). Pada Desember 2018 sudah terpasang 21 unit alat pemantau TMA di Sumsel.

"Alat pemantau TMA ini akan merekam parameter tinggi muka air, kelembaban tanah dan curah hujan per 10 menit dan akan mengirimkan datanya setiap hari ke server," kata Myrna.

Terkait infrastruktur lainnya, pada 2018, sudah dibangun 99 sumur bor, 516 sekat kanal dan 18 paket upaya penimbunan kanal untuk rewetting.

Sementara untuk revegetasi tahun 2018 sudah melingkupi 150 hektare lahan. Sedangkan paket revitalisasi sosial-ekonomi terdiri dari 26 paket berupa peternakan, perikanan dan perkebunan yang diberikan melalui program Desa Peduli Gambut (DPG).

Di Provinsi Sumsel, program DPG pada 2017-2018 dilakukan bersama mitra di 43 desa/kelurahan yang berada di Kabupaten Muba, Banyuasin dan OKI.