Gapki Sumsel ingatkan anggota siaga kebakaran hutan dan lahan

id gapki, sawit,karhutla,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini, jembatan ampera, wong palembang, wisata palem

Gapki Sumsel ingatkan anggota siaga kebakaran hutan dan lahan

Harry Hartanto. (ANTARA News Sumsel/Nova Wahyudi/dol)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumatera Selatan mengingatkan 67 perusahaan anggotanya untuk menyiapkan sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran hutan dan lahan sejak awal meski musim kemarau diperkirakan tiba pada Juni.

Ketua Gapki Sumsel Harry Hartanto di Palembang, Kamis, mengatakan, penyiapan pompa air, selang, tangki air, kendaraan, menara api dan lainnya sebaiknya mulai dilakukan Februari sehingga upaya mitigasi menjadi lebih maksimal saat kemarau tiba pada bulan Juni.

"Misal ada pompa yang rusak, ini saatnya untuk memperbaikinya. Jangan sudah masuk musim kemarau baru mau siap-siap, itu sudah terlambat," kata Harry seusai acara seminar "Kesiapan Perusahaan Anggota Gapki Sumsel Menghadapi Musim Kemarau Tahun 2019"

Harry mengatakan, kebakaran merupakan ancaman luar biasa bagi bisnis perkebunan karena jika lahan sampai terbakar, perusahan dipastikan merugi. Dalam satu hektare lahan sawit dibutuhkan setidaknya biaya Rp60 juta untuk pemulihan lahan terbakar.

Belum lagi, jika berbicara potensi pemasukan yang hilang akibat kebakaran tersebut, kata dia.

Untuk itu, Gapki sebagai organisasi perusahaan perkebunan terus mengimbau perusahaan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana ini. Apalagi pada 2015, Sumsel mengalami kejadian luas biasa yakni terbakarnya hutan dan lahan seluas 700 ribu hektare yang tersebar di lima kabupaten.

Berbagai upaya nyata yang dilakukan di antaranya, menggelar pelatihan TOT ke para ketua regu pemadam api dan menggerakkan Kelompok Tani Peduli Api yang berada di desa-desa sekitar areal konsesi.

"Dengan upaya ini, Gapki berharap upaya mitigasi akan maksimal pada 2019 sehingga Sumsel dapat mencapai target `zero` kebakaran hutan dan lahan," kata dia.

Gapki Sumsel beranggotakan 67 perusahaan perkebunan atau hanya 27 persen dari total perusahaan perkebunan yang beroperasi di Sumsel. Pada 2018, terdapat satu perusahaan anggota Gapki yang lahannya terbakar yakni di Ogan Komering Ilir.