Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Assyifa Szami Ilman menilai kasus 6.000 ton beras busuk di salah satu gudang Bulog di Sumatera Selatan terjadi karena adanya distribusi yang tidak baik.
"Kalau masalah menumpuk, artinya selama ini proses distribusi beras belum terlaksana dengan baik," kata Ilman dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Rabu.
IIman menjelaskan penyaluran yang buruk tersebut karena mekanisme dan tata kelola distribusi tidak berjalan dengan lancar sehingga mengakibatkan beras turun mutu.
"Kalau misalnya Bulog bisa ukur berapa suplai masuk, berapa permintaan, dan kapasitas gudang baik, harusnya sudah distribusikan dan mencegah tumpukan-tumpukan jadi busuk," ujarnya.
Oleh karena itu, menurut dia, perbaikan dan peningkatan skema distribusi sangat penting sehingga tidak terjadi lagi penumpukan dan pembusukan beras di gudang. "Karena sangat disayangkan kalau beras busuk dan tidak dapat dipakai lagi," kata IIman.
Menanggapi temuan beras busuk ini, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Arjun Ansol Siregal mengatakan pihaknya sedang memperbaiki mekanisme internal dengan melakukan sortasi dan pemisahan di unit gudang berbeda.
Hal ini dilakukan agar beras yang masih baik tidak terkontaminasi oleh beras turun mutu yang sudah tidak layak untuk disalurkan.
Ia juga memastikan perawatan beras yang telah dilakukan Bulog saat ini bermanfaat untuk memperlambat penurunan mutu beras.
"Kami tetap pastikan, beras yang kami distribusikan kepada masyarakat merupakan beras yang layak dikonsumsi," kata Arjun.
Dalam kesempatan terpisah, Guru Besar IPB Dwi Andreas mengatakan buruknya mekanisme distribusi yang menyebabkan terjadinya penumpukan beras terjadi karena program bantuan pangan non tunai yang kurang efektif.
Kebijakan subsidi ini telah mengurangi pagu beras sejahtera (rastra) yang dulu mencapai 15 juta rumah tangga menjadi lima juta rumah tangga.
Selain itu, sistem yang memperkenalkan mekanisme e-warung ini tidak mewajibkan pengambilan beras dari Bulog karena masalah kualitas.
Hal ini menyebabkan peran Bulog untuk menyalurkan rastra menjadi menurun, sehingga stok mengalami kelebihan di gudang.
Menurut dia, apabila Bulog mempunyai beras dengan kualitas yang bagus yang disertai dengan pengemasan baik maka beras bisa bertahan hingga enam bulan atau lebih. "Kalau beras buruk, beberapa minggu juga sudah busuk," ujar Dwi Andreas.
Berita Terkait
Banjir bandang landa Padang
Selasa, 24 Januari 2023 4:21 Wib
Polisi sebut bau busuk tercium dari rumah korban pukul 18.00 WIB
Jumat, 11 November 2022 14:04 Wib
Kapolri: Ada laporan tak perlu ditegur langsung copot
Senin, 12 September 2022 12:15 Wib
Jelang Piala Dunia U-20, Surabaya tanam pohon di PLTsa
Selasa, 9 Agustus 2022 8:12 Wib
Polisi bongkar penjualan telur busuk
Selasa, 19 April 2022 9:49 Wib
Seorang pedagang dilaporkan jual sate daging ayam busuk
Jumat, 5 Juni 2020 13:45 Wib
DPRD OKU soroti beras bansos bau busuk
Sabtu, 30 Mei 2020 18:38 Wib
Mantan Dirut Bulog nilai ada kelemahan pengawasan terkait kasus beras busuk
Sabtu, 25 Mei 2019 6:42 Wib