Pengamat harapkan capres soroti infrastruktur pembangunan pertanian

id Debat Capres,infrastruktur pertanian,kesejahteraan petani

Pengamat harapkan capres soroti infrastruktur pembangunan pertanian

Arsip Foto. Petani mempersiapkan lahan untuk menanam padi di lahan pertanian desa Cibuntu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin (15/10/2018). (ANTARA FOTO/Nurul Ramadhan/foc.)

Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Managing Director Political Economy and Policy Studies Anthony Budiawan berharap para calon presiden dapat menyoroti pentingnya infrastruktur pembangunan pertanian dalam debat capres putaran kedua pada Minggu (17/2) mendatang.

Anthony menilai infrastruktur pertanian menjadi salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian.

"Bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani, salah satunya yang harus disoroti infrastruktur pertanian harus berjalan. Dengan begitu, produktivitas juga akan meningkat dan berdampak pada pendapatan petani," kata Anthony saat ditemui usai diskusi di Jakarta, Rabu (13/2).

Ia menjelaskan bahwa pemerintah juga perlu membangun infrastruktur pertanian di wilayah luar Jawa yang sudah memiliki sistem irigasi. Menurut dia, banyak lahan pertanian di luar Jawa yang perlu didukung dengan sistem pengairan yang baik.

Dengan infrastruktur yang disediakan pemerintah, petani tidak lagi terbebani oleh biaya ongkos yang terlalu tinggi karena harus membangun sistem irigasi sendiri.

"Di daerah pegunungan tidak ada sama sekali irigasinya. Mereka harus pakai sumur bor dan itu bayar. Bukan pemerintah yang subsidi, harusnya pemerintah yang menyediakan infrastruktur," kata dia.

Selain infrastruktur, produktivitas pertanian juga dapat ditingkatkan dengan penggunaan lahan selain tadah hujan agar waktu tanam lebih banyak dan produksi berlimpah.

Saat ini Kementerian Pertanian tahun ini memnfokuskan optimalisasi lahan rawa menjadi lahan sawah yang produktif dengan target mencapai 500.000 hektare.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan optimalisasi lahan rawa akan dilakukan di lima provinsi, yakni Kalimantan Selatan, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan dan dua wilayah baru tambahan di Bengkulu dan Jambi.

Dengan penggunaan bibit yang sesuai dengan lahan rawa, produktivitas padi diyakini bisa meningkat sampai tiga kali lipat, yakni dari 2 ton per hektare menjadi 6 ton per hektare dan waktu tanam maksimal 3 kali setahun.