Jakarta (ANTARA News Sumsel) - PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero), BUMN perbankan yang fokus dibidang pembiayaan perumahan, melalui jajaran manajemennya menyatakan optimistis akan mampu memperkecil "backlog" atau kesenjangan antara permintaan dan suplai rumah.
"Pemerintah dalam empat tahun terakhir telah memberikan kontribusi besar dalam program sejuta rumah bahkan dalam tahun 2018 mampu mencapai 1,1 juta unit sebagai upaya memperkecil backlog perumahan," kata Direktur Utama BTN, Maryono di Jakarta, Minggu, usai acara funwalk dalam rangkaian peringatan HUT ke-69 BTN.
Maryono mengatakan, pemerintahan kali ini memberikan kontribusi sangat besar bagi program sejuta rumah melebihi pemerintahan sebelumnya, sehingga optimistis ke depannya untuk memperkecil "backlog" akan dapat tercapai.
"Program sejuta rumah itu tidak berarti satu juta unit, buktinya tahun 2018 bisa 1,1 juta unit, ke depannya bisa saja tercapai dua juta unit atau bahkan tiga juta unit," kata Maryono.
Maryono mengatakan, dalam program satu juta rumah tahun 2018, BTN memberikan kontribusi dari sisi pembiayaan sebanyak 750.000 unit, sedangkan untuk tahun 2019 ini BTN memberikan target minimal dapat tercapai 850.000 unit.
Maryono mengatakan untuk memenuhi target pembiayaan perumahan maka dibutuhkan percepatan terkait persetujuan pemberian kredit untuk itu di tahun 2019 perusahaan telah mengembangkan layanan KPR secara online.
"Kami harap tahun ini dapat mempertahankan kinerja seperti pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga di atas rata-rata perbankan nasional. Begitu juga jumlah aset yang menempati peringkat lima perbankan nasional," ujar Maryono.
Maryono menjelaskan agar agar bisa menutup backlog sampai 50 persen maka membutuhkan kapasitas produksi lima juta unit dalam kurun waktu lima tahun.
"Agar dapat dicapai sangat tergantung dari kesiapan teman-teman pengembang dan masyarakat. Peran BTN dalam hal ini sebagai perantara melalui pembiayaan," ungkap Maryono.
Maryono mengatakan bagi BTN untuk memperbesar kapasitas pembiayaan bukan menjadi masalah bisa mencari dari berbagai sumber mulai dari penerbitan obligasi, sekuritisasi aset, serta dana pihak ketiga.
"Setidaknya membutuhkan dana Rp7 triliun yang diblended dari berbagai sumber seperti obligasi, sekuritisasi aset, dana pihak ketiga. Untuk obligasi sendiri diperkirakan akan diterbitkan Rp3 triliun di tahun 2019," jelas Maryono.
Maryono mengatakan untuk meningkatkan kapasitas produksi rumah BTN juga setiap tahunnya memberikan pelatihan kepada pengembang baru minimal 1.000 setiap tahun.
Berita Terkait
Menko PMK akan relokasi perumahan terdampak banjir dan tanah longsor di Sumbar
Rabu, 13 Maret 2024 15:27 Wib
Sejumlah kabupaten dari Kalsel studi tiru perumahan ke Prabumulih
Sabtu, 17 Februari 2024 10:49 Wib
Genangan air di kompleks perumahan elite
Kamis, 15 Februari 2024 22:09 Wib
Menjadikan Tapera nadi pembangunan perumahan
Selasa, 26 Desember 2023 9:24 Wib
Dolar melemah seiring beragamnya data pasar perumahan AS
Selasa, 28 November 2023 9:52 Wib
Polres OKU jadikan perumahan KPR Kampung Tertib Berlalulintas
Selasa, 31 Oktober 2023 16:03 Wib
Presiden akan bebaskan PPN rumah tertentu dan administasi rumah MBR
Selasa, 24 Oktober 2023 12:24 Wib
Rumah tapak jadi properti paling dicari Gen Z dan Milenial
Kamis, 5 Oktober 2023 14:43 Wib