Bisnis akomodasi dan makan-minum tumbuh pesat di Sumsel

id bps,restoran,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini, palembang hari ini, jembatan ampera,ukm makanan,ukm mi

Bisnis akomodasi dan makan-minum tumbuh pesat di Sumsel

Arsip- Restoran. (ANTARA/Natisha)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Bisnis akomodasi dan makan-minum mengalami pertumbuhat pesat di Sumatera Selatan sepanjang 2018 dengan mencetak angka fantastis 13,15 persen atau menggungguli pertumbuhan sektor-sektor yang selama ini menjadi utama yakni jasa, pertambangan serta penggalian.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan Endang Tri Wahyuningsih di Palembang, Rabu, mengatakan, lantaran itu pula daerah ini mencatat pertumbuhan ekonomi 6,04 persen pada 2018 atau di atas angka nasional 5,17 persen meski sektor pertambangan terjun bebas akibat jatuhnya harga batubara di pasar internasional.

"Data ini patut dianalisis secara mendalam, artinya masyarakat kita ini mulai suka rekreasi, ya makan-makan. Jika ini dikelola dengan baik, tidak menutup kemungkinan pada satu hingga beberapa tahun ke depan menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi Sumsel," kata Endang.

Ia mengatakan, pada 2018 itu sejatinya terjadi pertumbuhan di semua lapangan usaha. Pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 13,15 persen, diikuti jasa perusahaan sebesar 9,51 persen dan pertambangan/penggalian sebesar 9,27 persen.

Meski mencatat pertumbuhan tertinggi, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum ini masih belum dominan di struktur PDRB Sumsel karena hanya 1,76 persen. Berbeda dengan tiga sektor dominan yakni pertambangan dan penggalian 20,24 persen, industri pengolahan 19,52 persen, pertanian, kehutanan, dan perikanan 14,80 persen.

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan tahun 2018, pertambangan dan penggalian memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,99 persen, diikuti industri pengolahan sebesar 1,04 persen dan perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 0,82 persen.

"Meski masih kecil di PDRB tapi ini tren baru, masyarakat senang rekreasi. Tapi, sayangnya tempat rekreasi di Sumsel ini kurang sehingga tingkat okupansi hotel hanya 1,5 hari," kata dia.

Terkait ini, Kepala Biro Perekonomian Setda Pemprov Sumsel Afrian Joni mengatakan data BPS ini dapat menjadi referensi pemerintah untuk semakin fokus menggarap sektor pariwisata, berupa pengembangan IKM kuliner dan cederamata.

"Jika okupansi tidak sampai dua hari, ini artinya yang datang kalangan `bisnis man`. Ke depan bagaimana caranya yang datang ke Palembang ini memang benar-benar orang yang ingin berwisata, jadi tinggalnya lama," kata dia.