DBD rentan terjadi di permukiman warga tidak bersih

id dbd,penyakit demam berdarah dengue,penyakit dbd,penderita DBD

DBD rentan terjadi di permukiman warga tidak bersih

Arsip- Petugas melakukan fogging atau pengasapan di pemukiman. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Kupang (ANTARA News Sumsel) - Kepala Puskesmas Pasir Panjang Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur drg Dian Sukmawati Arkiang mengatakan serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) rentan terjadi di kawasan permukiman atau perumahan warga yang tidak bersih "Kawasan permukiman atau perumahan yang lingkungannya tidak bersih menjadi tempat yang rawan akan penyebaran penyakit DBD," katanya saat ditemui di Kupang, Selasa.

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan proses penyebaran penyakit DBD yang disebabkan oleh gigitan nyamun aedes aegypti yang dapat menimbulkan kematian jika tidak ditanggani secara cepat.

Ia mengatakan kawasan permukiman menjadi rentan terhadap serangan penyakit DBD, karena setelah digigit nyamuk tersebut virus akan langsung menyebarkan ke tubuh manusia lainnya.

Saat ini, kata dia, di Puskesmas Pasir Panjang sejak awal Januari hingga kini jumlah penderita DBD mencapai sembilan orang.

"Jika dibandingkan dengan tahun 2018 pada bulan yang sama maka terjadi peningkatan karena tahun sebelumnya jumlahnya hanya enam kasus," ujar dia.

Pasien yang dirawat di puskesmas itu, kata dia, juga lebih banyak pasien yang anak-anak, sebab nyamuk Aedes Aegypty lebih sering berkeliaran pada siang hari saat anak-anak beristirahat, sehingga tidak jarang jika anak-anak yang lebih banyak yang terkena.

Saat ini, kata dia, Puskesmas Pasir Panjang juga sudah membuka Posko Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD yang dibuka selama 24 jam.

"Kami sudah buka sejak 22 Januaria, namun pembukaan resmi posko ini sudah mulai pada 24 Januari setelah adanya pernyataan KLB DBD dari pemerintah Kota," ujar dia.

Untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit tersebut lebih jauh, ia mengimbau agar masyarakat bisa menggunakan metode 4M.

"Dulu ada 3M sekarang 4M yakni menguras, mengubur dan menutup serta memantau," ujar dia.

Kepala Puskesmas Oepoi Maria Stefani juga mengakui bahwa pasien yang diterimanya lebih banyak wilayah permukiman.

Dia mengatakan pihaknya juga sudah membuka posko KLB DBD yang bertujuan memberikan respon cepat terhadap setiap kasus DBD.

"Kalau ada yang datang dengan keluhan panas dengan gejalah DBD akan langsung ditangani dengan diinfus dan langsung dirujuk ke RS," ujarnya.