Arus penumpang dan kargo di Bandara SMB II mengalami penurunan

id kargo,kargo bandara,pesawat,maskapai,bandara,sumsel,info sumsel

Arus penumpang dan kargo di Bandara SMB II mengalami penurunan

Aktivitas penumpang di Bandara SMB II Palembang, Kamis (17/1). (ANTARA News Sumsel/Aziz Munajar/EM/19)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Arus penumpang dan kargo di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang mengalami penurunan, salah satu penyebabnya karena kenaikan tarif tiket pesawat. 

"Di lihat dari Januari memang ada penurunan penumpang dan pergerakan pesawat, mungkin salah satu sebabnya adanya kenaikan tiket pesawat belakangan ini, tapi itu hanya salah satunya, bukan pemicu utamanya," kata Executive General Manager Bandara SMB II Fahroji kepada Antara News Sumsel, Kamis. 

Menurutnya jika dibandingkan tahun 2018 dengan periode yang sama jumlah arus penumpang juga mengalami penurunan sekitar 8-12 persen, memang jika dilihat dari kebiasaan, bulan Januari, Februari, dan Maret merupakan waktu 'low session'. 

Namun secara keseluruhan selama tahun 2018 arus penumpang di Bandara SMB II mencapai 5,49 juta penumpang, naik 12 persen dari tahun sebelumnya dengan destinasi terbanyak masih ke Jakarta. 

Sementara pengiriman kargo melalui Bandara SMB II juga mengalami penurunan terpengerauh kenaikan ongkos kargo yang ditetapkan beberapa maskapai penerbangan. 

"Selama terpantau oleh kami memang ada penurunan kargo sekitar 11 persen sejak awal Januari 2019, katanya para perusahaan ekspedisi barang mengurangi pengiriman lewat bandara karena maskapai yang menaikan tarif kargo, tapi kami kurang bisa memastikan, kami hanya melayani pengiriman saja," ujar Fahroji. 

Ia menambahkan jika memang penurunan arus barang di kargo bandara akibat persoalan tarif, pihaknya akan mencoba kebijakan 'kargo spesial' yakni pesawat khusus barang yang bisa mengangkut kiriman paket dalam jumlah banyak. 

"Tapi kami pelajari dulu beberapa halnya, di lihat seberapa mungkin di realisasikan, mengingat kiriman dari bandara SMB II setiap harinya mencapai 14-15 ton, nanti coba dikomunikasikan dulu dengan beberapa pihak, termasuk jasa ekspedisi, sementara baru wacana dulu," jelas Fahroji.