Pemkab Musi Banyuasin klaim turunkan angka kemiskinan

id Beni Hernedi,Wakil Bupati Musi Banyuasin,otonomi daerah,lonjakan luar biasa,Survei ekonomi nasional,Kabupaten Muba,penduduk miskin,perkebunan,berita s

Pemkab Musi Banyuasin klaim turunkan angka kemiskinan

Wakil Bupati Musi Banyuasin Beni Hernedi. (ANTARA News Sumsel/Dolly Rosana/Ang/19)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, mengklaim berhasil menurunkan angka kemiskinan dalam 10 tahun terakhir dari 33 persen saat mulai otonomi daerah tahun 2004 menjadi 16,75 persen.

Wakil Bupati Musi Banyuasin Beni Hernedi di Palembang, Rabu, mengatakan penurunan itu bisa jadi yang tercepat di seluruh kabupaten di Sumsel.

Berdasarkan data Bappeda Musi Banyuasin diketahui dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2018 dalam kurun 11 tahun Pemerintah Musi Banyuasin dapat menurunkan angka kemiskinan sebesar lebih kurang 17 persen.

"Jadi masalah angka kemiskinan ini harus dilihat secara jeli, jangan dipolitisasi. Memang benar, saat ini masih dua digit tapi jika dilihat sebelumnya tentu ini suatu lonjakan luar biasa," kata dia. 

Survei ekonomi nasional per Maret tahun 2018 di Kabupaten Muba terjadi penurunan angka kemiskinan dibandingkan tahun 2017 yakni 16,75 persen turun sebesar 0,23 persen menjadi 16,52 persen dengan total jumlah penduduk miskin 105.149 jiwa.

Ia mengatakan, terjadinya kemiskinan ini tidak lepas juga dengan kondisi anjloknya harga di sektor perkebunan karet dan sawit saat ini. Saat harga jatuh, maka secara otomatis akan menurunkan daya beli masyarakat, sementara seperti diketahui 51,63 persen kepala rumah tangga di Muba bekerja di sektor perkebunan.

Ia mengatakan, Pemkab Musi Banyuasin menunggu langkah strategis dari pemerintah provinsi untuk mengatasi persoalan ini. Sejauh ini, Pemkab sudah berupaya mendapatkan alokasi dana peremajaan lahan sawit dari pemerintah pusat, yakni Rp25 juta per hektare bagi kelompok tani.

Pemkab juga sedang gencar-gencarnya membangun infrastruktur jalan untuk memperlancar jalur distribusi sehingga dapat memangkas biaya produksi perkebunan sawit dan karet.

Melalui upaya ini, Muba berharap dapat menurunkan angka kemiskinan hingga 15 persen.