Muddai Madang mundur dari manajemen SFC

id Muddai Madang,SFC,sriwijaya fc,berita sumsel,berita palembang,antara sumsel,antara palembang

Muddai Madang mundur dari manajemen SFC

Gubernur Sumsel Herman Deru (kiri), Dirut PT SOM Muddai Madang, dan Sekda Nasrun Umar. (ANTARA News Sumsel/Dolly Rosana/Ang/19)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Pemilik dan pengelola Sriwijaya FC, Muddai Madang menyatakan mundur dari manajemen klub setelah diminta oleh Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.

Pernyataan itu disampaikan Muddai melalui Sekretaris Daerah Nasrun Umar dalam acara Rembuk Bersama Gubernur Sumsel Mewujudkan masa depan Sriwijaya FC sebagai klub yang sehat dan profesional di Hotel Horison, Palembang, Senin malam.

Awalnya Gubernur Sumsel Herman Deru dalam sambutannya di acara tersebut meminta Muddai Madang dan jajaran manajemen mundur untuk kebaikan dan meredam konflik yang ada.

"Saya minta Pak Muddai mundur, saya ingin konflik ini berhenti. Ibarat kaki terinjak paku, karatan. Dicabut sakit, dibiarkan tetanus," kata dia.

Herman Deru berkisah panjang lebar tentang pentingnya menjaga eksistensi Sriwijaya FC dihadapan audiens yang merupakan tokoh olahraga Sumsel di antaranya, Direktur Utama PT SOM Muddai Madang, pemilik saham terdahulu Baryadi, Bakti Setiawan, ketua kelompok suporter, mantan pemain SFC Ferry Rotinsulu dan jajaran manajemen PT Sriwijaya Optimis Mandiri.

Kemudian, Gubernur meninggalkan acara tersebut lalu menyerahkan mandat ke Sekda Nasrun Umar untuk melahirkan rekomendasi terbaik untuk Sriwijaya FC, kecuali rekomendasi pembubaran dalam acara tersebut.

Kemudian, setelah ada jeda waktu dan dialog dibuka kembali, yang sempat memberikan kesempatan kepada mantan anggota DPRD Sumsel Agus Sutikno untuk berkomentar, Sekda menyampaikan pernyataan bahwa Muddai siap mundur dari jajaran manajemen SFC.

"Muddai akan serahkan sahamnya ke Herman Deru bukan sebagai gubernur tapi sebagai pribadi. Nanti kepada siapa gubernur menyerahkan tongkat estafet ya setelah ini akan diputuskan," kata Nasrun, yang sebelumnya pernah menjadi manajer SFC.

Setelah mengeluarkan pernyataan itu, Muddai Madang yang juga hadir pada acara tersebut menyatakan pamit meninggalkan acara, yang langsung dikejar Sekda Nasrun Umar.

"No coment, silakan tanya ke yang lain," kata Muddai bergegas meninggalkan kerumunan wartawan yang menghadang sebelum masuk lift.

Lalu, Sekda melanjutkan acara di ruang hotel dan menyatakan ke para tamu undangan akan dilakukan serah terima surat pernyataan, pelimpahan aset, hingga pembentukan tim pormatur manajemen. "Tentunya kita sepakat proses ini tidak bisa selesai malam ini," ujar Nasrun menutup acara.

Muddai Madang yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Olimpiade Indonesia ini merupakan komisaris utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri sejak 2008.

Selama ini, ia berada dibalik layar pengelolaan Sriwijaya FC. Namun, pada pertengahan Juni 2018, SFC mengalami kesulitan finansial sehingga memaksa Muddai untuk turun langsung dalam pengelolaan manajemen. Dalam masa Juni-Desember, Muddai menalangi semua kebutuhan klub setiap bulan untuk tetap bertahan di Liga 1. Meski ia sudah mengeluarkan dana sekitar Rp1,5 miliar per bulan tetap tak mampu menyelamatkan SFC dari degradasi.

Kemudian pada awal Desember, Muddai menyatakan siap menyerahkan seluruh saham miliknya yang berjumlah 88,0 persen ke pihak berminat karena sudah tidak sanggup dan tidak berminat lagi mengelola SFC.

Kemudian Gubernur Sumsel Herman Deru merespon hal tersebut dengan mengusahakan pembelian melalui BUMD. Kemudian pada 7 Januari 2019 dilakukan konferensi pers, yang dihadiri Muddai dan Gubernur Sumsel yang menyatakan akan dilakukan urun rembuk bersama tokoh olahraga untuk mencari solusi atas persoalan SFC.