Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Laju pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah tertahan, sehingga pada transaksikan antarbank di Jakarta Senin pagi melemah sebesar tiga poin menjadi Rp14.048 per dolar AS, karena faktor teknikal.
Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada di Jakarta, Senin, mengatakan pergerakan rupiah cenderung tertahan terhadap dolar AS, sebagian pelaku pasar mengakumulasi mata uang AS mengingat nilainya relatif sudah rendah.
"Pelemahan rupiah cenderung bersifat teknikal. Sebagian pelaku pasar cenderung memanfaatkan keuntungan seraya menanti sentimen baru," katanya.
Menurut dia, "outlook" dolar AS masih berada dalam tren pelemahan setelah Federal Reserve (Fed) mengambil sikap lunak terhadap suku bunganya.
"Kondisi itu membuat dolar AS masih di bawah tekanan. Dengan demikian, ruang bagi rupiah kembali terapresiasi masih cukup terbuka," katanya.
Apalagi, lanjut dia, sentimen dari dalam negeri juga terbilang cukup positif, diantaranya himbauan Bank Indonesia kepada BUMN maupun korporat lainnya untuk memanfaatkan pasar "domestic non deliverable forward" (DNDF).
DNDF merupakan salah satu instrumen lindung nilai bagi pelaku ekonomi di pasar valuta asing domestik.
Berita Terkait
Metanol pada bir oplosan dapat sebabkan penurunan penglihatan
Rabu, 3 April 2024 15:35 Wib
Korea Utara tegaskan rencana peluncuran satelit mata-mata pada 2024
Senin, 1 April 2024 15:12 Wib
Dokter: Cegah kebutaan akibat glaukoma dengan edukasi masyarakat
Jumat, 15 Maret 2024 15:36 Wib
Anak dengan mata malas berisiko alami hipertensi dan serangan jantung
Rabu, 13 Maret 2024 12:56 Wib
Waspada gejala tumor kelopak mata yang mirip bintitan
Jumat, 16 Februari 2024 16:35 Wib
Sepekan, banjir Demak hingga mahasiswa Unsri raih medali emas IPITEX
Sabtu, 10 Februari 2024 7:49 Wib
Kemensos bantu penderita kelainan syaraf mata agar bisa melihat lagi
Rabu, 7 Februari 2024 16:04 Wib
Bojan tak percaya kemenangan di depan mata Persib Bandung sirna
Senin, 5 Februari 2024 15:07 Wib