Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Ketua Umum Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo) Zulficar Mochtar menyatakan, pembangunan sektor kelautan Nusantara pada tahun 2019 harus menggunakan formula yang tepat terutama terkait dengan pengelolaan pulau-pulau kecil.
"Kami ingin ada formula pembangunan yang pas, berkeadilan dan tetap memberi perlindungan bagi masyrakat dimana pemerintah dapat mengelola pulau-pulau kecil sebagai sumber pendapatan negara," kata Zulficar Mochtar dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, hal itu tidak mudah antara lain karena kebijakan pembangunan saat ini belum memberi perhatian dan prioritas yang jelas tentang upaya apa yang akan dilakukan pemerintah untuk tata kelola pulau kecil yang jumlahnya ribuan.
Iskindo bersama-sama dengan Yayasan Makassar Skalia juga mengelar program Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa dengan menggunakan kapal pinisi dari 18 Desember 2018-17 Agustus 2019 dengan mengusung tema terkait pemanfaatan pulau-pulau kecil sebagai aset pembangunan.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengemukakan bahwa pihaknya menekankan pentingnya melesatkan produksi perikanan yang menggunakan prinsip-prinsip berkelanjutan guna mengembangkan sektor kelautan dan perikanan nasional.
"(Kami ingin) perikanan maju pesat, naik dan berkelanjutan, itu yang paling penting," kata Susi Pudjiastuti dalam acara Refleksi 2018 dan Outlook 2019 Kementerian Kelautan dan Perikanan RI yang digelar di Gedung Mina Bahari (GMB) IV, Kantor KKP, Jakarta, Senin (17/12).
Menurut dia, kebijakan berkelanjutan seperti yang dilakukan di bidang perikanan tangkap merupakan hal yang selaras dengan Presiden Joko Widodo.
Berdasarkan data KKP, pertumbuhan produksi perikanan pada periode triwulan I-III (jadi minus triwulan IV) mengalami peningkatan dari 5,36 juta ton pada tahun 2015, 5,64 juta ton pada 2016, 6,12 juta ton pada 2017, dan 6,24 juta ton pada 2018 ini.
"Pertumbuhan PDB (Produksi Domestik Bruto) perikanan khusus menunjukkan kebijakan KKP sudah 'unbeatable' (tidak terkalahkan)," ucapnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan memaparkan, biasanya periode tangkap ikan pada musim barat adalah sekitar Oktober-November, sehingga biasanya pada kuartal terakhir produksinya akan tinggi sekali.
Menteri Susi juga menegaskan bahwa pihaknya tetap menutup operasional kapal ikan asing di wilayah perairan nasional karena dengan kapal milik Indonesia saja dinilai sudah bisa meningkatkan produksi perikanan.
Sekjen KKP Nilanto Perbowo menuturkan, produksi perikanan tangkap di laut, pada periode Januari-September 2018, mengalami pertumbuhan sebesar 4,19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu Januari-September 2017.
Untuk itu, ujar dia, diharapkan warga juga dapat mengonsumsi ikan lokal dan jangan impor, karena sejumlah komoditas seperti dori impor diketemukan mengandung zat aditif.
Di perikanan budidaya, berbagai komoditas juga mengalami peningkatan produksi, seperti komoditas ikan gurame, ikan lele, ikan patin, udang, dan ikan nila.
Berita Terkait
Rektor UIN minta alumni integrasikan nilai Islam dan kearifan budaya
Rabu, 27 Desember 2023 11:18 Wib
Mafud MD sebut 84 persen koruptor lulusan perguruan tinggi
Minggu, 17 Desember 2023 14:33 Wib
Pj Wali Kota Palembang minta para sarjana "up grade" kompetensi
Rabu, 18 Oktober 2023 16:17 Wib
301 sarjana baru pertanian Unsri Palembang siap mengabdi
Selasa, 15 Agustus 2023 20:23 Wib
Pemkab Banyuasin-UT kerja sama program diploma dan sarjana
Minggu, 26 Februari 2023 22:45 Wib
Universitas Baturaja Sumsel wisuda 214 mahasiswa
Rabu, 15 Februari 2023 12:25 Wib
Unsri mendorong lulusan bangun usaha ciptakan lapangan kerja
Rabu, 14 Desember 2022 17:48 Wib
Kiat dapat kerja untuk para lulusan baru
Jumat, 8 Juli 2022 13:53 Wib