BNPB mencatat korban meninggal dunia longsor Sukabumi bertambah

id longsor,longsor sukabumi,berita sumsel,berita palembang,antara sumsel,antara palembang,antara hari ini,bnpb

BNPB mencatat korban meninggal dunia longsor Sukabumi bertambah

Arsip- Warga Swadaya Lakukan Pencarian Korban Longsor. (ANTARA)

Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban longsor di Dusun Garehong Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Senin (31/2), bertambah menjadi lima korban meninggal dunia.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah korban meninggal dunia bertambah seiring Tim SAR terus melakukan evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban longsor yang menimbun 30 unit rumah.

"Pada hari ini hingga pukul 10.00 WIB ditemukan tiga korban meninggal dunia yaitu satu orang laki-laki, satu orang perempuan dan satu orang bayi," kata Sutopo melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Sebelumnya, pada Senin (31/12) malam ditemukan dua orang korban meninggal dunia, yakni satu laki-laki dan satu perempuan, sehingga total korban meninggal hingga saat ini sebanyak lima orang.

Data sementara per Selasa (1/1) pukul 10.00 WIB dari Posko Tanggap Darurat di Desa Sirnaresmi tercatat 32 KK (107 jiwa) terdampak longsor, terdiri dari lima korban meninggal dunia, tiga orang luka-luka, 61 orang selamat dan ditempatkan di pengungsian dan 38 orang belum ditemukan.

Tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, SKPD, relawan dan masyarakat masih terus melakukan pencarian terhadap 38 orang korban yang diduga masih tertimbun longsor.

Pencarian masih dilakukan secara manual karena alat berat sulit didatangkan di lokasi bencana. Sebanyak tiga alat berat sudah disiapkan namun masih sulit didatangkan ke lokasi karena akses jalan yang sempit, berbukit dan medan yang berat.

Sutopo mengatakan bantuan terus berdatangan tapi terhambat oleh banyaknya masyarakat yang melihat bencana. Menurut dia, kondisi di mana bencana menjadi tempat wisata selalu terjadi. "Masyarakat berdatangan ingin melihat lokasi bencana. Ada juga ingin menengok dan membantu kerabat yang terkena bencana," ungkapnya. Kondisi jalan yang sempit menyebabkan bantuan, baik personil SAR, logistik, ambulan dan sebagainya terhambat kemacetan. Hal ini juga terjadi saat penanganan bencana seperti tsunami di Pandeglang dan Serang, longsor Banjarnegara, longsor Brebes, jebolnya Situ Gintung dan sebagainya.

Longsor susulan masih terjadi meski intensitasnya kecil. Kondisi tanah juga rapuh, terurai dan berlumpur akibat hujan menyebabkan kesulitan tim SAR mencari korban.

BPBD Kabupaten Sukabumi, BPBD Provinsi Jawa Barat, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan relawan memberikan bantuan logistik dan pelayanan kesehatan.