Peneliti ingin sosialisasi pendidikan mitigasi bencana harus berulang-ulang

id mitigasi bencana,lipi,bencana alam,berita sumsel,berita palembang,antara sumsel,antara palembang,Kesadaran dan kesiapsiagaan akan bencana,peneliti

Peneliti ingin sosialisasi pendidikan mitigasi bencana harus berulang-ulang

Arsip- Sejumlah siswa sekolah dasar (SD) berlari ke tempat aman saat simulasi evakuasi gempa dan tsunami. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyarankan agar sosialisasi dan pendidikan tentang mitigasi bencana di Tanah Air harus diberikan secara kontinyu dan berulang-ulang agar membudaya di masyarakat.

"Tidak bisa dilakukan hanya sekali saja. Sosialisasi hanya dilakukan sekali saja itu tidak cukup, harus dilakukan secara kontinyu," kata peneliti dari Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, Deny Hidayati di Jakarta, Kamis.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukannya di beberapa daerah rawan bencana, Deny menjelaskan sosialisasi yang dilakukan hanya sekali tidak membekas di masyarakat dan cenderung segera lupa.

Selain itu dia juga melihat kecenderungan sosialisasi dan pendidikan mitigasi bencana pada beberapa kejadian bencana hanya dilakukan pada saat setelah terjadi bencana.

Sosialisasi dan pendidikan itu hilang ketika pada masa tidak ada kejadian bencana.

Deny menerangkan seharusnya sosialisasi mitigasi bencana diberikan secara reguler pada periode waktu tertentu disertai dengan latihan atau simulasi.

Kesadaran dan kesiapsiagaan akan bencana di masyarakat, kata Deny, merupakan salah satu mitigasi bencana nonstruktural yang harus diperkuat.

"Mitigasi nonstruktural itu yang kita lemah. Mitigasi nonstruktural itu berupa peningkatan kepedulian, kesiapsiagaan, pendidikan publik. Itu mungkin yang masih harus kita tingkatkan ke depan," kata Deny.

Sementara mitigasi struktural ialah berupa infrastruktur fisik seperti tanggul, sirine tanda bahaya, shelter, dan lain-lain.

Deny juga memandang penting pendidikan mitigasi bencana diajarkan di sekolah melalui mata pelajaran khusus, menjadi bagian dari mata pelajaran lain, atau dimasukkan ke dalam ekstrakulikuler.