Mayat mengapung di Muratara bukan korban pembunuhan

id mayat,muratara,kriminal

Mayat mengapung di Muratara bukan korban pembunuhan

Petugas medis mengeluarkan kantong mayat dari dalam ambulan saat tiba di RSUD Rupit. Mayat tanpa identitas ini ditemukan mengapung di sungai Rawas, Kampung 4 Desa Karang Anyar, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, Selasa (18/12/2018). (ANTARA News Sumsel/Rahmat Aizullah/Erwin Matondang/18)

Musi Rawas Utara (ANTARA News Sumsel) - Sesosok mayat yang ditemukan mengapung di sungai Rawas Desa Karang Anyar, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, pada Selasa pagi (18/12) diyakini bukan korban pembunuhan.

"Setelah dilakukan penyelidikan dan juga sesuai informasi dari pihak keluarga bahwa almarhum memiliki riwayat penyakit epilepsi, jadi kami meyakini penyebab kematiannya penyakit itu," kata Kapolres Musi Rawas, AKBP Suhendro didampingi Kapolsek Rupit, AKP Yulfikri kepada ANTARA News Sumsel, Kamis.

Mayat laki-laki tersebut belakangan diketahui bernama Abasri (50), warga Kampung 4 Desa Lubuk Kemang Baru, Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), dan statusnya belum berkeluarga atau masih lajang.

Menurut keluarga almarhum Abasri, yakni Suroso (68) yang merupakan kakak iparnya mengungkapkan, adik iparnya itu memiliki riwayat penyakit kronis epilepsi (ayan) atau dalam bahasa setempat disebut (maaf) "sakit gila babi".

"Penyakitnya kadang kambuh secara tiba-tiba, kami di sini menyebutnya sakit gila babi, mungkin saat dia hilang kesadaran dia berada di pinggir sungai, jadi terjatuh ke sungai," ujarnya.

Suroso mengatakan, dirinya bersama anaknya Supri (35) dan almarhum Abasri sehari-hari bekerja sebagai petani karet dan tinggal di sebuah pondok kecil dalam perkebunan karetnya.

Dia menceritakan, pada Sabtu siang (15/12), dirinya bersama almarhum Abasri pergi memancing ikan di sungai Rawas, ketika menjelang azan maghrib almarhum disuruh pulang lebih dulu, karena Suroso masih memperbaiki pancingnya yang tersangkut.

Saat Suroso pulang ke pondok, ternyata almarhum tidak ada hingga keesokan harinya, lantas Suroso bersama anaknya Supri mencari keberadaan adik iparnya itu namun tidak ditemukan, sehingga Suroso hanya menunggu di pondok.

"Sudah kami cari pada hari Minggu (16/12) itu, terus tidak kami cari lagi, karena biasanya dia pulang sendiri, sudah sering dia seperti itu, menghilang terus pulang sendiri," katanya.

Setelah beberapa hari almarhum tidak pulang ke pondok, sehingga pada Selasa pagi (18/12), Suroso mendapat kabar dari warga bahwa ditemukan mayat mengapung di sungai Rawas wilayah Desa Karang Anyar.

"Terus saya pulang ke rumah (Desa Lubuk Kemang Baru), saya sudah ada firasat jangan-jangan mayat itu adik ipar saya yang tidak pulang ke pondok, setelah saya lihat ternyata benar mayat itu adik saya," katanya.

Untuk diketahui, saat ditemukan jasad almarhum Abasri dalam kondisi utuh, namun sudah membengkak berwarna hijau kehitaman dan sudah membusuk, sehingga almarhum segera dikebumikan pada Selasa malam (18/12) sekitar pukul 22:00 WIB di pemakaman desa setempat.