1.200 hektare kebun karet Sumsel diremajakan 2019

id karet,peremajaan karet,berita sumsel,berita palembang,antara sumsel,pusat penelitian karet

1.200 hektare kebun karet Sumsel diremajakan 2019

Dokumentasi- Petani memanen getah pohon karet di kawasan perkebunan karet Desa Tanjung Bulan, Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan. (ANTARA News Sumsel/Nova Wahyudi/dol)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Sebanyak 1.200 hektare kebun karet di Sumatera Selatan akan diremajakan pada 2019 menggunakan dana APB sebesar Rp13 miliar.

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Sumsel Rudi Arpian di Palembang, Senin, mengatakan, pemerintah pusat kembali mengucurkan alokasi untuk peremajaan (replanting) kebun karet di Sumatera Selatan untuk meningkatkan kembali produksi karet di tingkat petani.

"Awal tahun dananya sudah mulai dikucurkan. Jumlah ini meningkat cukup besar dari tahun 2018 yang hanya Rp4 miliar untuk 410 hektar kebun karet petani," kata dia.

Peningkatan tersebut, kata dia, merupakan salah satu komitmen dari pemerintah guna meningkatkan produktivitas karet petani. Meskipun, peremajaan yang dilakukan belum bisa langsung mendukung kebutuhan secara keseluruhan.

"Jumlah kebun karet petani yang masuk kategori tanaman tua atau rusak mencapai 192.222 hektare dari total lahan perkebunan karet yang ada di Sumsel mencapai 1,3 juta hektare, kata dia.

Hampir serupa dengan peremajaan sawit, nantinya petani akan mendapatkan subsidi sekitar Rp25.000.000 per hektare dengan batasan maksimal dua hektare tiap petani.

Sementara berdasarkan Pusat Penelitian (Puslit) karet Sumbawa peremajaan kebun membutuhkan biaya kurang dari Rp50.000.000 per hektare.

"Untuk satu hektare lahan, besaran dana tersebut dinilai cukup untuk penyediaan benih 550 batang, pupuk NPK, racun hama, chainsaw, dan beberapa kebutuhan pendukung lainnya," kata dia.

Selain itu, petani juga dapat memanfaatkan sumber dana tambahan melalui penjualan batang karet tua, dimana dalam 100 batangnya dapat dijual dengan harga sekitar Rp16.000.000. Rata-rata dalam satu hektare itu bisa mencapai 500 batang.

Ia melanjutkan, sembari menunggu masa produksi sekitar 4-5 tahun, petani dapat memanfaatkan lahan perkebunannya untuk tumpang sari menanam kopi, jagung, dan singkong.

"Dengan begitu petani tetap mendapatkan pemasukan sembari menunggu kebun karet mereka berproduksi," kata dia. Adapun syarat petani untuk mendapatkan subsidi peremajaan ini yakni harus memiliki kelompok tani yang dalam satu kelompoknya terdiri dari 25 petani.

Kemudian, kelompok tani ini mengajukan bantuan kepada Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel.

"Nantinya bantuan itu akan diserahkan secara per kelompok bukan sendiri-sendiri. Program subsidi peremajaan kebun karet ini juga akan dilakukan setiap tahun," kata dia.