Sumsel butuh pusat kesenian terpadu

id pusat kesenian,seniman,seni,dkss

Sumsel butuh pusat kesenian terpadu

Ilustasi Pentas kesenian Dul Muluk di Palembang (antarasumsel.com/Evan)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Provinsi Sumatera Selatan butuh pusat atau pasar kesenian terpadu yang bisa menampung ragam kegiatan seni dan budaya dari 17 kabupaten/kota.

"Saya bermimpi Sumsel memiliki pusat seni yang bisa dimanfaatkan kawan-kawan seniman dalam mengembangkan karyanya, sebetulnya sudah ada beberapa tempat-tempat kesenian, namun belum representatif untuk mengakumulasi kesenian sesumsel," kata Pelaksana Harian (PLH) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Aufa Syharizal Sarkomi, Senin.

Menurutnya pusat atau pasar seni menjadi tempat membaurnya para seniman dalam bertukar ide guna mengekspresikan karya-karya spektakuler, sekaligus sarana belajar untuk masyarakat, karena Sumsel provinsi yang kaya akan kesenian dan punya seniman-seniman berbakat, selain itu ada juga kegiatan ekonominya misal penjualan marchendise, souvenir, atau oleh-oleh hasil karya seniman.

DIa menerangkan adanya pusat seni yang memadukan 17 kabupaten/kota sangat penting untuk tetap mempertahankan ragam kesenian dan budaya baik bersifat benda maupun non benda, sekaligus memantapkan identitas kebudayaan Sumsel.

Ia mencontohkan daerah yang sudah memiliki pusat seni seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Barat, daerah tersebut memiliki identitas kebudayaan yang kuat karena bisa menjaga kesenian serta kebudayaan ditunjang dengan pusat kesenian.

"Kami akan coba bawa wacana ini agar terealisasikan, bila perlu bentuk forum diskusi (FGD) dengan melibatkan seniman dan budayawan tentunnya, keberadaan pusat seni menjadi penting untuk menanamkan rasa memiliki seni kepada masyarakat, ada tari, lagu, seni rupa, dan lainya," ujar Aufa.

Mengenai lokasi pusat seni sendiri, ia memberi alternatif wilayah Jakabaring Palembang yang sudah memiliki beberapa spot kesenian, namun perlu di diskusikan lagi mengingat peminat kesenian merupakan kalangan khusus sehingga lokasi harus mudah dijangkau.

"Pemegangnya nanti pemerintah atau pihak ketiga? nah itu juga akan dirembukkan lagi, kami akan cari kebijakan terbaik," tambah Aufa.

Sementara Ketua Dewan Kesenian Palembang Vebri Al Lintai menyambut baik wacana tersebut mengingat Sumsel sebagai provinsi besar memang belum memiliki pusat kesenian.

"Kami sebagai pelaku seni tentu gembira karena ini bagian dari perjuangan bersama, Sumsel punya sejarah kebudayaan yang sangat panjang sejak zaman Kerajaan Sriwijaya, kalau pusat seni itu ada maka bisa dijadikan alat eksplorasi sejarah kebudayaan yang harus terus diwariskan," ungkap Vebri yang juga salah satu budayawan Palembang.