"Anak Rimba" bisa Syahadat dan hafal Pancasila

id sad,suku anak dalam,anak rimba,orang rimba

"Anak Rimba" bisa Syahadat dan hafal Pancasila

Anak-anak Suku Anak Dalam di mess serbaguna Dinas Sosial Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan mendapat kunjungan dari gabungan organisasi wanita di daerah tersebut, Sabtu (8/12/2018). (ANTARA News Sumsel/Rahmat Aizullah/Erwin Matondang/18)

Musi Rawas Utara (ANTARA News Sumsel) - Sejumlah anak dari komunitas Suku Anak Dalam atau biasa disebut "Anak Rimba" di Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, sudah bisa mengucapkan dua kalimat syahadat dan hafal Pancasila.

"Saya salut, mereka bisa mengucapkan dua kalimat syahadat dan hafal Pancasila," kata Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Lia Mustika Syarif saat berkunjung ke mess serbaguna Dinas Sosial di Desa Lawang Agung, Sabtu.

Dia mengapresiasi program Pemerintah Kabupaten Muratara melalui Dinas Sosial yang memiliki gagasan mulia mendirikan mess serbaguna sebagai tempat menampung anak-anak Suku Anak Dalam (SAD) yang sebelumnya tinggal di hutan.

"Inilah namanya memanusiakan manusia, anak-anak SAD ini bukan orang lain, mereka saudara kita, mereka bagian dari kita, dan kita bagian dari mereka, mari kita doakan kelak mereka menjadi orang-orang hebat," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Musi Rawas Utara, Zainal Arifin mengatakan, dirinya ditantang oleh bupati dan wakil bupati Muratara untuk menyelamatkan anak-anak SAD yang tinggal di hutan demi masa depan mereka yang lebih berpendidikan dan modernisasi.

"Mereka tinggal di hutan, tidak tahu apa-apa, karena tidak sekolah, alhamdulillah beberapa di antara mereka sekarang sudah bisa Syahadat, hafal Pancasila, dan lain-lain, saya ditantang oleh pak bupati dan wakil bupati, saya bilang siap, ini program kemanusiaan," ujarnya.

Atas dasar itu kata Zainal Arifin, pemerintah Muratara membangun mess serbaguna khusus anak-anak SAD yang dilengkapi dengan fasilitas pendidikan, kesehatan, tempat tinggal, sarana olahraga, serta fasilitas lainnya untuk menunjang kreatifitas anak-anak SAD.

"Ini baru permulaan, nanti kita gali kreatifitas mereka, nanti mereka kita ajarkan membuat kerajinan tangan, berkebun, berniaga, usaha, supaya setelah mereka keluar dari taman pendidikan ini, mereka bisa hidup seperti masyarakat umum lainnya," kata dia.

Zainal Arifin menambahkan, anak-anak SAD yang sudah ditampung di mess serbaguna saat ini belum seluruhnya yang ada di Kabupaten Muratara, karena masih banyak anak-anak SAD yang masih mengikuti orang tuanya di hutan dengan cara hidup berpindah-pindah.

"Masih banyak yang ikut orang tuanya di hutan, nanti akan kami jemput, kita upayakan supaya semuanya ditampung di mess ini, kalau mereka di hutan itu kita tidak tahu nasib anak-anak SAD ini kedepan, makanya mereka harus kita selamatkan," katanya.