30 titik kolam retensi di Palembang segera rampung

id Kolam Retensi,penanggulangan banjir,Palembang

30 titik kolam retensi di Palembang segera rampung

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Palembang, Ahmad Bastari (tengah) dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII, Ir. Suparji (dua kanan) saat menjadi narasumber di Diskusi Publik Ngobrol Pintar dan Inspiratif (Ngopi) bareng BungFk di Lord Cafe Palembang, Minggu (2/12). (ANTARA News Sumsel/Fernando Tri Tanjung/Erwin Matondang/18)

....Pada tahun 2032 mendatang turut ditargetkan sebanyak 77 titik kolam retensi tercapai secara bertahap....
Palembang (ANTARA News Sumsel) – Sebanyak 30 titik kolam retensi di Palembang segera rampung pada tahun 2019 mendatang dalam menanggulangi banjir di Palembang.

“Sementara sebanyak 27 titik kolam retensi telah rampung, secara bertahap di tahun 2019 mendatang akan dilakukan pembebasan lahan di tiga titik kolam retensi lainnya,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Palembang Ahmad Bastari saat menjadi narasumber di Diskusi Publik Ngobrol Pintar dan Inspiratif (Ngopi) bareng BungFk di Lord Cafe Palembang, Minggu (2/12).

Ia mengatakan pada pembebasan lahan di tiga titik kolam retensi tersebut mencakup daerah Kancil Putih Pulau, Bukit Lama dan Alang-Alang Lebar.

“Pada tahun 2032 mendatang turut ditargetkan sebanyak 77 titik kolam retensi tercapai secara bertahap,” tegasnya.

Bastari mengatakan tahun 2018 ini tengah membangun kolam retensi Bendungan, Tanjung Sari dan Brimob.

“Untuk daerah Brimob di tahun 2019 nanti sudah bisa jadi daerah resapan, walaupun luas belum maksimal namun akan lebih diperluas lagi,” ujarnya.

Ia mengatakan upaya penanggulangan banjir selanjutnya yakni dengan membuat saluran sesuai dengan kapasitas dan debit air di masing-masing daerah.

“Seperti di daerah Kapten Rivai, Demang Lebar Daun, Sudirman dan daerah rawan banjir lainnya direncakan untuk diperbesar salurannya,” tambahnya.

Bastari mengatakan upaya ini membutuhkan kerjasama dengan pemerintah kota, pemerintah provinsi, pemerintah pusat dan pengembang dalam menempuh target ini.

“Seperti rumah toko (ruko) di Palembang, itu harus dibuat saluran airnya dan tidak membuang air langsung ke jalan, ini merupakan tanggung jawab pemilik ruko,” tegas Bastari.

Ia menambahkan pembangunan ruko harus memilkirkan lingkungan dan tidak hanya membangun ruko semata untuk usaha saja.

“Kami juga akan mengurangi luasan dan ketinggian banjir, sekarang kalau hujan luas banjir di lintas bendung dapat mencapai 285 Ha dengan ketinggian banjir 40-80 cm,” ujarnya.

Bastari menambahkan pada saat bendung selesai nantinya, luas banjir akan berkurang jauh menjadi 40 Ha dengan ketinggian banjir hanya sekitar 10-20 cm dengan waktu surut tidak lebih dari enam jam.

“Selain itu akan dilakukan juga penataan kedua sisi dari Sungai Sekanak selebar tujuh meter,” ujarnya.

Ia mengatakan sejauh ini respon masyarakat sangat baik dan masyarakat sudah memerima pembayaran untuk upaya ini.

“Sejauh ini komitmen masyarakat tinggi dan menerima kapanpun akan ditata serta dilakukan pengerukan di kedua sisi Sungai Sekanak,” katanya.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII, Ir. Suparji mengatakan akan konsentrasi pada pembangunan Sungai Bendung dan kolam retensi perumahan Brimob terlebih dahulu.

“Target di 2019 mendatang akan rampung sehingga manfaatnya dapat segera dirasakan masyarakat,” ujarnya.

Suparji mengatakan kolam retensi tersebut sudah bisa berfungsi dengan aliran air terhubung menuju Sungai Sekanak dengan pipa yang telah diintegrasikan dengan pompa yang bisa difungsikan pada akhir tahun 2018.

"Ada enam pompa yang telah dipasang dengan rata-rata kekuatan tekanan pompa sebesar enam meter kubik per detik,” jelasnya.

Ia mengatakan BBWS bersama Dinas PUPR akan tetap berkoordinasi dalam penanggulangan masalah banjir ini.

“Saya imbau kepada masyarakat harus sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menyebabkan penyumbatan saluran air dan gorong-gorong, sehingga terjadinya luapan air,” tutup Suparji.