Petani desak pemprov atasi anjloknya harga kelapa

id kelapa,berita sumsel,berita palembang,antara sumsel,antara palembang,DPRD Sumsel

Petani desak pemprov atasi anjloknya harga kelapa

Sejumlah pekerja memilah buah kelapa yang nantinya akan diangkut menuju dermaga. (ANTARA News Sumsel/Feny Selly)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Petani kelapa di Sumatera Selatan mendesak pemerintah provinsi segera membantu mengatasi anjloknya harga komoditas itu sejak satu tahun terakhir hingga menyentuh Rp700-Rp900 per butir.

Seruan tersebut disampaikan petani dan mahasiswa yang melakukan aksi damai di Halaman DPRD Sumsel di Palembang, Kamis.

Ketua Serikat Tani Nasional Sumsel Muhammad Asri mengatakan pemerintah perlu melakukan penanganan serius terhadap harga kelapa agar kesejahteraan petani bisa terjaga.

"Petani kelapa terancam jatuh miskin apabila tidak ada penanganan serius. Bayangkan harganya saat ini hanya berkisar Rp900-Rp700 per butir dari awalnya Rp2.000 sampai Rp3.000 per butir," kata Asri.

Ia mengatakan petani kelapa yang mayoritas berada di wilayah perairan Kabupaten Banyuasin hanya mengantongi penghasilan bersih maksimal Rp2,5 juta saat panen.

Bahkan, kata Asri, penghasilan itu bisa lebih rendah jika panen susut karena kurangnya perawatan dari petani.

"Kepemilikan lahan petani kelapa ini Kecil, paling 1 hektare dengan produksi maksimal 5.000 biji. Kalau harga anjlok seperti ini petani sulit merawat kebun dan berdampak pada produksi susut jadi 2.000 biji per hektare," kata dia.

Ia memaparkan dari harga sekitar Rp700-Rp900 per biji tersebut, petani harus mengeluarkan biaya panen Rp300 per biji dan biaya perawatan Rp200 biji. Sehingga pendapatan bersih dari panen kelapa yang dikantongi petani hanya Rp200 sampai Rp400 per biji.

Oleh karena itu, Asri melanjutkan, pihaknya meminta Pemprov dan DPRD Sumsel mengambil langkah nyata dengan menginisiasi terbentuknya koperasi petani kelapa.

"Selain itu yang lebih penting adalah membangun industri kelapa di Sumsel, dan bentuk juga satgas untuk memberantas mafia kartel dalam perdagangan kelapa," ujar dia.

Asri mengatakan pihaknya mengendus terdapat mafia dalam perdagangan kelapa karena harga produk olahan kelapa di pasaran tidak mengalami penurunan harga.

"Harga produk di toko-toko masih normal kenapa harga bahan baku yang dibeli dari petani anjlok," kata dia.